GridHEALTH.id - Memberikan hukuman pada anak yang nakal agar tak mengulangi kesalahannya lagi memang gampang-gampang susah.
Tapi beberapa waktu lalu sebuah video yang menunjukan cara tak biasa orangtua dalam memberikan efek jera pada anaknya di sebuah gerbong kereta api mendadak viral di media sosial.
Video yang diketahui diunggah oleh sebuah akun Twitter @brllntjl pada Jumat (31/1) ini memperlihatkan seorang anak yang menangis karena sedang dihukum ayahnya.
Bukan dengan kekerasan fisik, sang ayah diketahui menghukum anaknya tersebut dengan menaruh anaknya itu rak bagasi gerbong kereta.
Anak yang dihukum itu pun hanya bisa terduduk memanggil ayahnya sambil menangis.
Sang ayah yang berada di bawah pun berkata, "jangan nakal ya".
Melansir dari tribunnews.com, sang pengunggah video yang diketahui bernama Brillian itu pun menceritakan awal mula kejadian tersebut terjadi.
Dimana video viral tersebut direkamnya pada 26 Januari 2019 lalu, saat dirinya menaiki kereta api Logawa dari Yogyakarta menuju Surabaya.
Menurutnya ada alasan kenapa sang ayah tadi menghukum anaknya untuk duduk diatas rak bagasi gerbong kereta api.
Brillian mengtakan bahwa sang anak ternyata terus berlarian di gerbong saat kereta api berjalan.
"Seingat saya si anak sangat hiperaktif sampai mencubit seorang penumpang," ujar Brillian
Bahkan anak ini rupanya sudah mendapat teguran dari seorang ibu saat mencubit penumpang dan berlarian.
Hingga akhirnya terjadilah momen dalam video pendek tersebut.
Baca Juga: 5 Tanda Tubuh Kekurangan Lemak, Sulit Konsentrasi Hingga Sering Menggigil
Anak ini mendapat hukuman dari ayahnya dan didudukkan di atas rak bagasi kereta api. Namun peristiwa ini tak berlangsung lama.
"Bapaknya dengan sabar langsung menghukum anak dengan meletakkan di atas rak bagasi seperti dalam video," tutur Brillian.
Sebenarnya Brillian juga mengaku kalau tidak tega melihat sang anak diperlakukan seperti itu.
Meski begitu ia sendiri berpendapat kalau hukuman tersebut penting untuk membuat sang anak jera.
Baca Juga: Dapat Cegah Kanker, Makan Tempe Setiap Hari malah Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya
"Tetapi saya juga sadar kalau purnishment itu penting untuk efek jera dan mendidik sang anak supaya berkembang tumbuh lebih baik lagi, tanpa melakukan kekerasan secara fisik," ungkapnya.
Mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur ini mengaku kagum dengan perlakuan dari orangtua sang anak.
"Saya juga kagum dengan cara orangtua sang anak yang memberikan efek jera tanpa membuat anak tersakiti secara fisik atau membentaknya di depan umum," tutur Brillian.
Berikut postingan lebih lengkapnya;
Kan kan, bandel si
— brillian (@brllntjl) January 31, 2020
Segerbong ngakak asli ???? pic.twitter.com/GNALF1Yp8a
Melihat penjelasan tersebut, menghukum anak yang nakal dengan kekerasan fisik memang sangat tidak dianjurkan.
Sebab efek dari hukuman tersebut bisa mempengaruhi kesehatan anak, baik itu kesehatan fisik maupun kesehatan mentalnya.
Dilansir dari sumber yang dihimpun Nakita.id dari Livestrong, hukuman fisik pada anak memang bisa berdampak jangka panjang.
Maka berhati-hatilah ketika orangtua emosi menghadapi si kecil, sebisa mungkin tahan diri untuk tak memberikan hukuman fisik.
Simak 4 dampak negatif hukuman fisik pada anak, yang ternyata bisa bertahan hingga waktu lama.
1. Menurunkan IQ anak
Hukuman fisik ternyata dapat memengaruhi kecerdasan anak.
Baca Juga: 5 Kosmetik Yang Mesti Dihindari Wanita Saat Hamil, Sunblock Salah Satunya
Sebuah penelitian menemukan jika anak yang menerima hukuman fisik lebih sulit mengikuti perkembangan kognitif sesuai usianya.
Bahkan hukuman fisik dapat menurunkan IQ si kecil.
Sebab memukul atau memberikan hukuman fisik lainnya pada anak dapat menurunkan kepadatan bagian abu-abu dari otak.
Bagian ini sangat krusial untuk memengaruhi kemampuan belajar anak.
2. Meningkatkan risiko gangguan mental
Anak yang kerap mendapatkan hukuman fisik akan terganggu perkembangan emosionalnya pula.
Bahkan tak hanya hukuman fisik, menghukum secara verbal seperti membentak juga dapat menimbulkan gangguan psikologis pada anak.
Baca Juga: Wabah Virus Corona Semakin Heboh, Pemerintah China Dituding Diam-diam Mengremasi Korban Tewas
Hukuman fisik yang terlalu keras dapat menurunkan kepercayaan diri anak, merusak perkembangan otak, bahkan memicu kelainan fokus hingga risiko penggunaan obat terlarang.
Mendapatkan hukuman fisik bisa memicu si kecil memiliki kemampuan sosialisasi yang kurang baik, mudah gugup, hingga meningkatkan risiko depresi saat ia tumbuh dewasa.
3. Membuat anak lebih agresif
Ketika anak menerima hukuman fisik, ia akan mengingatnya dan menjadikannya contoh.
Psikolog dan pakar pendidikan asal Amerika Serikat, Lynne Namka, menjelaskan jika hukuman fisik memicu anak menjadi lebih agresif.
Bahkan walau hukuman tersebut dilakukan untuk menghentikan perilaku tertentu, dampaknya akan bertolak belakang.
Anak tak selalu dapat memahami perbedaan antara tindakan agresif yang membuat mereka dihukum dengan hukuman fisik sebagai cara mendisiplinkan.
Mereka tak bisa membedakan antara memukul teman dengan mendapat pukulan sebagai hukuman.
Oleh karena itu memberikan hukuman fisik, menurut Akademi Dokter Anak Amerika Serikat, dapat memicu meningkatnya tindak agresif anak.
4. Meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga
Penelitian menemukan jika remaja yang menerima hukuman fisik memiliki risiko tiga kali lebih besar nantinya akan menganiaya anaknya sendiri.
Memberikan hukuman fisik mengajarkan anak jika menyakiti orang lain diperbolehkan.
Akibatnya si kecil akan menerjemahkan tindakan fisik merupakan salah satu cara menyelesaikan masalah, misalnya dengan memukul.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Bahaya Menginjak Kecoak Yang Mengancam Jiwa
Pemikiran ini dapat bertahan pada anak, bahkan ketika ia tumbuh besar dan telah menjadi orang tua.
Ini dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga, karena ia telah menanamkan pikiran memukul orang lain boleh dilakukan sebagai penyelesaian.
Oleh karena itu, bagi para orangtua hindari menghukum anak yang nakal dengan kekerasan fisik.(*)
#berantasstunting
Source | : | tribunnews,Nakita.id,Suar.ID |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar