GridHEALTH.id - Obat flu umumnya diberikan pada penderita flu atau influenza.
Tapi bagaimana jika obat flu ini diberikan pada penderita virus corona?
Baca Juga: Flu pada Pria Jangan Dianggap Remeh, Studi: Angka Kematian Pria Akibat Virus Influenza Lebih Tinggi
Belakangan ramai menyebutkan bahwa obat flu digadang-gadangkan dapat menyembuhkan virus yang telah menewaskan lebih dari 400 orang di dunia.
Melansir Kompas.com, seorang pasien positif terinfeksi virus corona di Thailand diklaim dapat disembuhkan menggunakan racikan obat yang diberikan oleh dokter setempat.
Obat itu terdiri dari campuran antivirus yang biasa untuk menangani penyakit flu dan HIV.
Baca Juga: Jarang Disadari, 7 Tanda Ini Bisa Jadi Awal dari Pertumbuhan Kanker Serviks
Adapun obat flu berupa oseltamivir dipercaya dapat meredakan gejala virus corona yang mirip dengan gejala flu.
Berdasarkan WebMD, oseltamivir memang sering digunakan untuk mengobati gejala yang disebabkan oleh virus flu (influenza).
Obat ini juga membantu membuat gejala yang kurang parah (seperti hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, demam/menggigil, sakit, kelelahan) dan mempersingkat waktu pemulihan hingga 1-2 hari.
Baca Juga: Berantas Stunting: Faktor Gizi Buruk Jadi Penyebab Utama Anak Stunting
Bahkan obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah flu jika telah terpapar pada seseorang yang sudah menderita flu (seperti anggota rumah tangga yang sakit) atau jika ada wabah flu di masyarakat.
Oseltamivir hadir dalam bentuk kapsul dan suspensi (cairan) untuk dikonsumsi.
Namun obat ini mmeiliki efek samping, seperti mual, muntah, sakit perut,diare, atau sakit kepala.
Bahkan efek samping paling parahnya yaitu ruam, gatal-gatal, atau lecet pada kulit, sariawan, gatal, pembengkakan pada wajah atau lidah, kesulitan bernapas atau menelan, suara serak, kebingungan, masalah bicara, sulit bergerak, bahkan halusinasi.
Meski diklaim dapat menyembuhkan pasien dari virus corona, masih dibutuhkan pembuktian ilmiah atau hasil penelitian lebih lanjut yang dapat mendukung temuan ini.
"Kelihatannya memang menunjukkan hasil yang baik, tapi kita masih harus melakukan penelitian untuk memastikan ini dapat dijadikan pengobatan standar," ujar dr. Kriengsak Atipornwanich, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Rajavithi.
Dilaporkan, metode pengobatan yang sama juga dilakukan pada 3 pasien virus corona yang lain di Thaliand.
Baca Juga: Buah Impor Diduga Tularkan Virus Corona, Badan Pengawas Makanan Langsung Buat Pengumuman
Namun, hasil yang ditunjukkan berbeda. Satu orang menunjukkan gejala alergi, sementara 2 lainnya menunjukkan peningkatan kondisi.
Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, Somsak Akkslim mengatakan proses pengobatan itu sementara waktu hanya akan digunakan pada pasien dengan kondisi parah.
Menurut Somsak terlalu dini untuk menyatakan obat ini dapat diaplikasikan pada semua kasus. Rencananya Senin (3/2/2020), Kementerian Kesehatan Thailand akan mendiskusikan temuan ini.
Terlepas dari itu, jangan asal menggunakan obat flu untuk mengobati virus corona atau penyakit lainnya tanpa anjuran dokter. (*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar