GridHEALTH.id - Belakangan ramai dibicarakan di media sosial seorang polisi yang rela menggendong pria tak dikenal yang merupakan penumpang TransJakarta.
Diketahui seorang anggota polisi tersebut adalah Bripka Sigit Prabowo, sedangkan penumpang TransJakarta tersebut bernama David.
David digendong karena terkena serangan jantung pada Jumat (14/2/2020).
Dilansir Kompas.com, Kasatlantas Satwil Jakarta Barat Kompol Hari Admoko menuturkan, saat itu Bripka Sigit sedang melakukan pengaturan lalu lintas.
Ketika sedang bertugas, Bripka Sigit mendapatkan laporan adanya penumpang TransJakarta yang sakit di bagian jantung.
Baca Juga: Studi: Terlalu Banyak Makan Protein Sebabkan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Dengan sigap, Bripka Sigit yang masih mengenakan rompi dan helm itu langsung menggending sang penumpang TransJakarta menuju Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat.
Aksi Bripka Sigit ini selain menjadi perhatian publik, juga dinilai tepat sebagai pertolongan pertama pada serangan jantung.
Perlu diketahui, adapun pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika melihat seseorang yang terkena serangan jantung.
Baca Juga: Ashraf Sinclair Sehat Bisa Gagal Jantung, Kebanyakan Ini Penyebabnya
1. Panggil tenaga medis
Perlu kita ketahui, dengan pengetahuan awam terkait jantung sebaiknya yang perlu kita lakukan adalah memanggil tenaga medis secepatnya.
Pasalnya, jika kita salah memberikan tindakan, nyawa yang bersangkutan dapat terancam.
Jantung sebagai organ vital pusat kehidupan seseorang haruslah ditangani dengan baik dan tidak asal-asalan.
Baca Juga: Sembuhkan Warga Wuhan, Direktur Rumah Sakit Wuhan Meninggal Dunia Akibat Virus Corona
2. Beri ruang gerak
Umumnya penderita serangan jantung akan mengalami sesak napas akibat ketidaknyamanan di area bahu, punggung, leher, rahang, gigi, perut, dan kedua lengan.
Jika ada dalam situasi ramai tersebut, orang yang terkena serangan jantung harus segera diberi ruang untuk bernapas.
Salah satu caranya bisa dengan membuka bajunya agar dia bisa bernapas senyaman mungkin.
Selain itu, jangan biarkan orang-orang sekitar berkerumun karena dapat menyebabkan korban lebih sulit lagi bernapas.
3. Beri bantuan napas (CPR)
CPR dilakukan dengan menekan dada berkecepatan 100 sampai 120 kali per menit dan kedalaman 6 cm sebanyak dua kali.
Jika sudah bernapas kembali, baringkan miring 30-45 derajat, posisi kepala miring, pastikan lidah tidak menghalangi jalur napas dengan menengadahkan kepala.
Cek terus, apakah ia bernapas dan lihat apakah ada gerakan dada serta perut sambil mendekatkan pipi kita di atas hidung atau mulut orang yang bersangkutan.
Tapi perlu diingat, jika kita tidak benar-benar bisa, sebaiknya tidak melakukan CPR atau jangan dipaksakan karena dapat berakibat fatal.
4. Minum obat
Jika orang yang terkena serangan jantung tersebut memiliki obat yang dibekali dokter, maka obat tersebut bisa diminumkan.
Melansir dari Mayo Clinic, obat yang diberikan misalnya aspirin agar darah tetap mengalir melalui pembuluh darah yang mengalami penyempitan, statin untuk menurunkan kadar kolesterol, obat pereda nyeri, dan sebagainya.
Namun, obat itu tidak membuat kita menunda untuk membawanya ke rumah sakit. Jadi berikan obat tersebut sambil membawa penderita ke rumah sakit.
5. Berdoa
Hal terakhir yang bisa dilakukan adalah berdoa semoga penderita masih bisa bertahan hingga rumah sakit.
Sebab banyak kasus orang serangan jantung tidak bisa sampai ke rumah sakit.
Baca Juga: 3 Orang WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess Positif Terinfeksi Virus Corona, Dikarantina di Jepang
Alhasil aksi viral Bripka Sigit yang menolong sang penumpang tersebut langsung mendapat penghargaan khusus dari Ombudsman Republik Indonesia.
Pemberian penghargaan berupa piagam ini lantaran aksi Bripka Sigit yang viral tersebut.
Melihat aksi yang dilakukan Bripka Sigit ini, semoga ada banyak orang yang peduli dengan kondisi kesehatan orang di sekitar kita. (*)
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar