Baca Juga: Heboh Pabrik Kosmetik Ilegal di Depok, Begini Cara Tentukan Produk yang Aman
Namun dokter biasanya akan menyarankan mereka yang berisiko mengalami serangan jantung di usia muda agar menghindari olahraga yang bersifat kompetensi atau intens.
Selain itu, tergantung juga dari kondisi pasiennya, perawatan medis atau bahkan pembedahan bisa direkomendasikan oleh dokter untuk menurunkan risiko kematian serangan jantung di usia muda.
Pilihan lainnya, bagi mereka yang berisiko seperti yang menderita HCM bisa dilakukan pemasangan alat implantable cardioverter-defibrillator (ICD) untuk memonitor detak jantung.
Jika aritmia yang mengancam jiwa terjadi, secara otomatis alat akan memberikan sengatan listrik untuk mengembalikan detak jantung ke irama normal.
Oleh karena itu, jika seseorang berisiko terkena serangan jantung di usia muda, sebaiknya selalu konsultasikan ke dokter setiap akan melakuklan aktivitas fisik yang cukup menghabiskan tenaga.
Sebab penting bagi mereka mengetahui sebatas mana dirinya bisa berolahraga, juga jenis olahraga apa yang tepat untuk kondisi kesehatannya.
Hal ini juga bukan berarti kita diharuskan untuk menghindari semua aktivitas fisik dan hanya berdiam diri saja. (*)
Baca Juga: Minum Banyak Air Putih Dipercaya Bisa Turunkan Berat Badan, Benarkah?
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar