GridHEALTH.id - Tindakan Pemerintah Indonesia yang telah berhasil mengevakuasi 238 mahasiswa Indonesia dari Wuhan, China dari pusat penyebaran virus corona dipuji negara-negara Internasional meski di nilai terlambat.
Baca Juga: Dua WNI Positif Terinfeksi Virus Corona, Presiden Jokowi: Seluruh Rakyat Tidak Perlu Panik
Setelah dievakuasi, mereka semua ditempatkan di Pulau Natuna selama dua minggu untuk menjalani masa karantina untuk diobservasi penyakitnya.
Namun The Economist pada Minggu (01/03/2020) seperti ditulis gelora.co.id mengungkapkan fakta mengejutkan, bahwa para WNI itu dipulangkan ke rumah masing-masing tanpa menjalani pemeriksaan virus corona. Alasannya alat tes yang mahal. Selama itu pula mereka tidak dites virus corona.
Kementerian Kesehatan beralasan pengujian tidak dilakukan lantaran harga alat pengujian yang mahal. Untuk reagen ditaksir dengan harga kisaran Rp 1 miliar.
Alasan lainnya pengujian tidak dilakukan lantaran para WNI dinilai dalam kondisi sehat, alias tidak menunjukkan gejala terpapar virus. Sehingga, menurut SOP yang ada tidak perlu dilakukan pemeriksaan virus corona.
Padahal Diektur Biologi Molekuler Eijkman Institut Amin Soebandrio pada pers pernah menyatakan, Indonesia mampu mendeteksi siapapun yang terinfeksi virus mematikan tersebut.
Baca Juga: 'Gemeletuk Kematian' Tanda Seseorang Akan Meninggal Dunia, Seperti Ini Suaranya
Pada hari (02/03/2020) Presiden Jokowi sudah mengabarkan bahwa ada 2 WNI yang terkena virus corona merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun.
Keduanya terjangkit usai bertemu warga negara Jepang yang berkunjung ke rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Fakta Menarik, Pilih Memelihara Kucing Ternyata Bikin Cerdas
Warga Jepang itu baru terdeteksi positif corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.
Kendati demikian, Presiden Joko Widodo sempat menyarankan masyarakat untuk tidak terlalu panik menghadapi wabah virus coorna.
Meski 2 WNI tersebut telah dirawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Presiden Jokowi menyarankan agar masyarakat tidak panik.
"Seluruh rakyat di mana pun berada agar tidak perlu panik. Karena kami telah mengambil langkah-langah yang tegas, mulai dari pemberlakuan protokol kesehatan.
"Kemudian tidak mengizinkan semua pendatang yang tiba dari Mainland China atau sudah berada di sana selama 14 hari untuk masuk dan transit di Indonesia,"ucap Jokowi dalam "Rapat Terbatas Tentang Kesiapan Menghadapi Virus Corona" di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Baca Juga: Jangan Sembarangan Diet, Faktanya Bisa Lebih Membunuh dari Merokok!
Sementara itu, WHO memeringatkan kepada negara-negara anggotanya untuk bersiap akan kemungkinan munculnya virus corona covid-19. Hal ini terkait semakin banyaknya negara yang melaporkan kasus pertama virus corona yang terjadi.
"Setiap negara harus siap untuk kasus pertamanya," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa.
Baca Juga: Akibat Anak Hidungnya Tersumbat, Orangtua Sedot Ingus , Bisa Merusak Rongga Hidung!
"Seharusnya tidak ada negara yang berasumsi tidak akan mendapatkan kasus (corona). Itu bisa menjadi kesalahan fatal, virus ini tidak mengenal perbatasan."
Tedros mengatakan kekhawatiran terbesar sekarang adalah apa yang terjadi di luar China, di mana Brasil, Georgia, Yunani, Makedonia Utara, Norwegia, Pakistan dan Rumania mulai melaporkan kasus virus corona pertama mereka.
Pada hari Rabu (25/2/2020), para pejabat WHO mengatakan jumlah kasus COVID-19 baru di luar China melebihi yang ada di dalam negeri untuk pertama kalinya.
"Peningkatan kasus yang tiba-tiba di Italia, Republik Islam Iran dan Republik Korea sangat memprihatinkan," kata Tedros saat itu. "Dengan langkah-langkah yang tepat, ini dapat diatasi," katanya.
Baca Juga: Manfaat Tinta Cumi, Dari Penyedap Masakan Hingga Antioksidan
Tedros menambahkan, bahwa negara-negara harus mulai memikirkan unit isolasi yang tepat, pasokan medis, dan peralatan vital lainnya.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,WHO,gelora.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar