GridHEALTH.id - Pandemi covid-19 terus memakan korban jiwa di Indonesia. Data pemerintah pusat per Selasa (31/3), tercatat 1528 orang dinyatakan positif covid-19, di antaranya 136 orang meninggal dan 81 orang sembuh.
Di antara yang meninggal, tak terkecuali dokter yang merawat pasien turut jadi korban. Kabar duka kembali datang.
Pada Selasa, (31/03), dua dokter lameninggal dunia dan terkonfirmasi positif virus Corona Covid-19, menambah deretan dokter dan tenaga medis lainnya yang sudah meninggal.
Mereka adalah Dokter H Efrizal Syamsudin selaku Direktur RSUD Kota Prabumulih, Sumatera Selatan dan Ratih Purwarini yang merupakan Direktur RS Duta Indah Jakarta Utara.
Berita meninggalnya kedua dokter tersebut diunggah dalam laman akun media sosial Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada Selasa, 31 Maret 2020.
IDI pun menyampaikan duka yang sangat mendalam. Semoga hal-hal baik menjadi perjuangan beliau, diterima oleh Allah SWT dengan limpahan yang mulia. Amin YRA.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Penyebab Covid-19 Sudah Ada di Dalam Manusia Bertahun-tahun Lalu
Baca Juga: Sinar Matahari Sehat Bagi Tubuh, Begini Cara Menikmatinya yang Aman
Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kekuatan dan dan keikhlasan dalam cobaan ini. Amin YRA, tulis Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih dalam kabar duka tersebut.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan 11 dokter dilaporkan meninggal akibat terinfeksi virus corona (Covid-19) sepanjang Maret 2020.
"Ada 12 dokter yang meninggal dalam sebulan ini, 11 diantaranya terkonfirmasi terpapar covid-19," terang Humas IDI Halik Malik, Rabu (1/4), seperti dikutip dari Kompas.com.
Halik tak menampik 11 dokter meninggal usai terpapar Covid-19. Dia mengatakan di antaranya sudah dinyatakan positif Covid-19 dan sisanya pasien dalam pengawasan (PDP).
Sementara satu dokter lain yang meninggal yakni Toni D. Silitonga, tidak langsung terpapar Covid-19, namun disebabkan kelelahan karena juga menjadi Satgas tim penanggulangan Covid-19.
"Untuk positifnya kita meyakini itu karena laporan teman-teman di bawah seperti itu," tambahnya.
Halik menyatakan IDI memberikan apresiasi kepada sejawatnya yang telah berpulang serta memberikan dukungan moral bagi dokter lain yang saat ini masih berperang melawan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Bersihkan Bulu Ketiak Tak Perlu ke Salon, 4 Bahan Rumahan Ini Bisa Dipakai
Baca Juga: Studi : Obat Hipertensi Berpotensi Digunakan Sebagai Obat Alzheimer
"Kami akan memberikan apresiasi khusus kepada teman-teman sejawat yang sudah mengabdi terkait pandemi Covid-19 ini," kata Halik.
Halik menyatakan para dokter tetap melayani pasien namun berharap ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tim medis di setiap Rumah Sakit (RS) bisa terjamin ketersediaannya.
Sebab tim medis dari daerah manapun rentan terpapar mengingat transmisi lokal Covid-19 yang menyebar di berbagai Provinsi Indonesia.
"Tidak ada RS lagi yang tidak berpotensi untuk terpapar, karena semua RS kan melayani masyarakat, tidak ada yang tidak melayani," ungkap Halik.
Halik juga meminta kepada Pemerintah Pusat untuk membuka data tim medis yang meninggal sebagai bentuk transparansi dan juga agar pihaknya dapat memberikan anjuran juga apresiasi khusus lebih lanjut.
"Pemprov DKI Jakarta selalu mengumumkan terkait tenaga kesehatan terpapar Covid-19 juga yang meninggal. Nah, secara nasional mungkin diperlukan juga," terang Halik.
Baca Juga: Wow, Sering Berhubungan Intim Ternyata Bisa Keluarkan Batu Ginjal!
Baca Juga: Viral Jasa Pelukan Berbayar di Cikarang, Ini Manfaat yang Dicari
"Kami mendukung tenaga kesehatan datanya dibuka sehingga kami juga bisa memberikan anjuran kepada teman-teman sejawat," tambahnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,liputan 6,gelora.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar