Baca Juga: Sahur Mepet Imsak Ternyata Tidak Dianjurkan Pakar, Ini Alasannya
Dalam pemberitaan itu pun disebutkan jika sejak awal dinyatakan positif Covid-19, orang tuanya tidak mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Pemerintah.
Menurutnya, mendapatkan Rujukan ke RS pemerintah/rujukan tidak mudah. “Sampai Sekarang dari awal masuk kita gak dapat rujukan ke RS Pemerintah,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu pun dirinya menghimbau kepada masyarakat agar mentaati protokol yang ditetapan pemerintah terkait Covid-19.
Menurutnya lebih baik mencegahnya daripada mengobati/ terpapar Covid-19.
Kalau sampai terifeksi Covid-19, berobat di Rumah Sakt swasta mahal. Di rumah skait pemerintah, belum tentu bisa. Pun kalau pun bisa, “Negara yang akan menanggung biayanya. Kebali menjadi beban keungan negara. Ujung-ujungnya anak-anak kita yang akan mencicilnya untuk ke depannya,” ujarnya.
Selain itu dirinya pun menegaskan, “Sekali kena virus Covid-19, paru-paru kita gak bakal pulih. seperti semula. Ibarat keloid, cacat seumur hidup. Jadi lebih baik pilh di rumah saja. Dua bulan tinggal di rumah gak bakal bikin kita mati bosan,” Ungkapnya yang enggan disbutkan identitasnya.(*)
Baca Juga: Sahur Mepet Imsak Ternyata Tidak Dianjurkan Pakar, Ini Alasannya
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | kontan,Tribun Manado,Indopolitika.com,VivaNews |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar