GridHEALTH.id - Akibat terlalu lama di rumah sakit, seorang bayi berusia satu bulan di Semarang terifeksi virus corona (Covid-19).
Dilansir dari Kompas.com, pada 5 April 2020, saat masih hamil, ibu bayi tersebut memeriksakan kesehatan ke bidan desa hingga dirujuk ke PKU Muhammadiyah Kecamatan Gubug.
Kemudian dari PKU Muhammadiyah, ibu tersebut dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19.
Setelah lahir dalam kondisi prematur, bayi tersebut sempat menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi Semarang selama tiga pekan. Setelah kondisinya cukup baik, bayi itu dibawa pulang ke rumah.
Sayang, sehari berikutnya, bayi itu mengalami sesak napas. Pihak keluarga kemudian membawa bayi itu ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.
Baca Juga: Imbas Corona, Warga AS Mulai Berburu Hewan untuk Persediaan Makanan
"Setelah diswab hasilnya positif Covid-19. Kemungkinan infeksi nosokomial saat dirawat di RSUP dr Kariadi Semarang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dr Slamet Widodo.
Menurutnya bayi itu kemungkinan besar tertular Covid-19 lantaran faktor infeksi nosokomial di rumah sakit.
"Seseorang dikatakan terkena infeksi ini jika penularannya didapat ketika berada di rumah sakit terlalu lama," terang Slamet.
Baca Juga: Dokter Siap Umumkan Kematian PM Inggris Boris Johnson saat Dia Berjuang Melawan Covid-19
Diketahui infeksi nosokomial merupakan infeksi yang berkembang di rumah sakit.
Melansir dari jamsosindonesia.com, infeksi nosokomial ini bisa menyebabkan seseorang terkena bermacam-macam penyakit dengan gejala yang berbeda-beda, seperti penyakit diare, Infeksi aliran darah primer (IADP), Pneumonia, Infeksi saluran kemih (ISK), Infeksi luka operasi (ILO), termasuk infeksi virus corona.
Tanda-tanda klinis infeksi nosokomial biasanya timbul setelah tiga hari (72 jam) sejak mulai perawatan.
Robert Imam Sutedja, Ketua Kompartemen Umum dan Humas Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), menegaskan rumah sakit merupakan tempat kesehatan yang rentan menjadi tempat berkembang biak dan penularan kuman secara langsung maupun tidak langsung.
Penularan langsung bisa melalui udara dan benda-benda yang ada di rumah sakit. Seperti tempat tidur, dinding, dan alat medis.
Sementara penularan secara tidak langsung bisa melalui tenaga medis ke pasien, antarpasien, atau pasien terhadap pengunjung.
Makanya, anak kecil yang tidak ada kepentingan dilarang masuk ke rumah sakit karena takut terjangkit kuman infeksi ini, sebab daya tahan tubuh mereka masih lemah.
Perlu diketahui infeksi nosokomial merupakan salah satu penyebab tertinggi kematian di dunia.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), tahun 2002, sebanyak 1,4 juta orang meninggal karena infeksi nosokomial.
Baca Juga: Ingin Kenyang Lebih Lama saat Puasa? Coba Konsumsi 5 Makanan Tahan Lama di Perut Ini saat Sahur
Di seluruh dunia, 10 % pasien rawat inap mengalami infeksi nosokomial.
Sementara di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di Jakarta (2004), 9,8 % pasien rawat inap mengalami infeksi ini.(*)
Baca Juga: Bukannya Menahan Lapar, Makan Sahur Sampai Kenyang Justru Bikin Cepat Lapar
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,WHO,jamsosindonesia.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar