GridHEALTH.id - Segala sesuatu yang berbau corona saat ini tampaknya memang ditakuti akibat virus ini telah menelan ribuan nyawa.
Tak ayal, nasib sial juga dialami seorang wanita usia 20 tahun di India. Dia dikeroyok dan jadi bulan-bulanan oleh warga di Gurugram, India hanya karena bernama panggilan 'Corona'.
Dikutip dari Gulf News India (18/05/20) masalah berbau rasisme ini menjadi sorotan di media sosial. Gadis korban pengeroyokan itu sebenarnya bernama Chong Hoi Misao.
Misao berasal dari negara bagian Manipur, India. Misao dikeroyok oleh penduduk setempat di Gurugram hanya karena melewati daerah tersebut.
Chong Hoi Misao yang kebetulan berwajah oriental dilaporkan kebetulan mempunyai nama panggilan Corona.
Ketika seseorang memanggil namanya, sontak ia dipukuli dengan tongkat oleh beberapa orang yang berkumpul. Laporan berita tentang insiden itu, dan foto-foto memar yang diderita Misao menjadi viral di media sosial. Sontak langsung memicu kemarahan netizen.
Baca Juga: Berdamai Dengan Virus Corona Ramai Didengungkan di Indonesia, WHO Ingatkan Bahaya Herd Immunity
Baca Juga: Pangkas Kalori Hingga 75%, Air Fryer Jadi Alat Masak Paling Diburu Penyuka Gorenga
Menurut sebuah laporan di thequint.com, Misao diserang secara brutal oleh beberapa penduduk setempat dari Faizapur, Gurugram di Haryana hanya karena melewati daerah tersebut pada hari Minggu sore, 17 Mei.
Dia ada di sana untuk bertemu seorang teman dan makan siang. Informasi ini berdasarkan penuturan Joel yang merupakan teman dekat korban.
"Ketika kembali, dia dihentikan oleh seorang wanita tua, yang dengan kasar memotongnya dari melewati jalan, menyatakan bahwa itu adalah milik pribadi. Dia melecehkannya dengan nada rasis yang menghalangi dia untuk melewati jalan di depan rumahnya," kata Joel
Situs web berita eastmojo.com melaporkan bahwa usai pertengkaran, semua anggota keluarga wanita tua itu, termasuk menantu perempuan dan putranya, maju dan mulai memukulinya dengan tongkat.
Beberapa batang bahkan mendarat di kepala Misao hingga membuatnya pingsan. Dia kemudian diselamatkan oleh beberapa warga setempat yang kemudian memanggil polisi.
Namun, saat masalahnya ditangani oleh polisi, Misao lebih merasa kecewa. Alih-alih menangani kasusnya dengan serius, menurut Joel polisi meminta Misao berdamai.
"Para pejabat polisi mengatakan kepada Misao untuk berdamai," kata Joel.
Baca Juga: Virus Corona di Sekitar Kita, Ini Kiat Aman ke Puskesmas atau Rumah Sakit di Tengah Pandemi Covid-19
Misao yang tertekan kemudian memanggil Pusat Dukungan & Helpline Timur Laut (NESCH). Kemudian anggota NESCH mencapai tempat serangan sekitar pukul 8 malam waktu setempat.
Yang mengejutkan, insiden itu terjadi hanya dua hari setelah pemerintah pusat meyakinkan Mahkamah Agung India bahwa mereka akan mengambil tindakan, atas insiden serangan rasial terhadap orang-orang dari Timur Laut pada 8 Mei lalu.
Netizen marah. Mereka menilai sebagian rasisme dalam bentuk apa pun, terutama terhadap orang-orang dari negara sendiri, tidak boleh ditoleransi.
Berbagi laporan, sebuah akun Twitter bernama @mynameswatik menulis: "Ini tidak dapat ditoleransi. Ini rasisme dan perlu diserukan. Para penyerang harus dipenjara."
Baca Juga: Aturan Mandi di Saat Puasa, Jangan Berlama-lama Karena Bikin Kulit Kering
Sementara itu, Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC) telah mengambil akan mendalami insiden tersebut.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Gulf News,eastmojo.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar