GridHEALTH.id - Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan persentase kasus tertinggi di Indonesia. Tingginya kasus baru kanker berkaitan erat dengan faktor risiko kanker yang seharusnya dapat dicegah.
Beberapa faktor risiko umum yang bisa memicu timbulnya kanker payudara diantaranya adalah faktor gaya hidup seperti kurangnya konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, penggunaan rokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Selain itu, penyebab kanker payudara dapat timbul karena faktor hormon dan genetika, serta pengaruh lingkungan seperti polusi udara.
Dr. Nadia Mulansari, SpPD-KHOM di dalam program edukasi bertajuk “Memilih terapi Kanker Payudara Sesuai Stadiumnya” menjelaskan bahwa secara umum, kanker payudara adalah kondisi dimana terdapat perkembangan sel yang berlebihan, dari yang awalnya normal menjadi tidak normal dimana sel membelah secara cepat dan berkali-kali dan kemudian membentuk benjolan di area payudara.
Itu sebabnya disebut kanker payudara karena letaknya berada di permukaan kulit di area payudara. Tak hanya pada wanita, pria juga berpontensi memiliki benjolan di payudara.
Dari berbagai rentang usia, angka penderita kanker payudara di Indonesia cukup tinggi bila dibanding jenis kanker lainnya.
Temuan Kemenkes dari riset dengan sample 38,749 perempuan pada tahun 2018 mengindikasikan bahwa hanya sekitar 46% yang memiliki kesadaran dan keinginan melakukan pemeriksaan dini secara mandiri.
Baca Juga: Dukungan Penyintas Pada Pasien Kanker Payudara Bantu Proses Penyembuhan
Baca Juga: Warna Urine Bisa Deteksi Awal Gejala Virus Corona? Ini Kata Ahli
Selanjutnya hanya 4% yang mendatangi penyedia layanan kesehatan atau dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dr. Nadia menjelaskan bahwa setiap gejala kanker yang ditimbulkan biasanya mengisyaratkan stadium yang sedang dihadapi. Stadium kanker payudara sendiri mulai dari stadium 0 hingga stadium 4:
Stadium 0: Insitu
Stadium 1: Tingkat awal, areanya kecil dan terlokalisir (localized)
Stadium 2: Masih localized
Stadium 3: Regional, lebih besar dan mencapai dinding dada
Pasien yang berada di Stadium 0 dan Stadium 1 memiliki tingkat kemungkinan sembuh lebih besar dan tindakan penanganan lebih mudah bila dibanding Stadium lainnya.
Sedangkan pada Stadium 2 dan Stadium 3, memerlukan penanganan multi-modalitas atau pengobatan tambahan seperti radiasi atau kemoterapi diperlukan.
Keadaan ini cukup memprihatinkan dikarenakan jenis kanker payudara sangat bisa dideteksi sedini mungkin bila terdapat gejala kanker payudara yang ditemukan pada stadium awal dan dilakukan pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan yang tinggi.
Lebih lanjut Dr. Nadia mengingatkan, “Perlu diingat bahwa tidak semua benjolan yang muncul bersifat kanker, namun sebaiknya jangan diremehkan dan penting untuk segera ditangani secara tepat oleh tenaga medis."
Itu sebabnya, sangat penting melakukan pemeriksaan atau screening secara berkala, agar kanker dapat terdeteksi sedari awal.
Baca Juga: Makanan Keasinan, Begini Cara Mengurangi Kelebihan Garam dalam Makanan
“Apabila terdapat benjolan di area sekitar payudara, segeralah konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui apakah benjolan bersifat jinak atau tidak, dan mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat,” ujar Dr. Nadia. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Siaran Pers Yayasan Kanker Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar