Baca Juga: Cegah Stunting, Sakatonik ABC Berikan Dukungan Nutrisi pada Anak di Tengah Pandemi Covid-19
Dipahami bahwa dinas intelijen dan keamanan Inggris pun tidak percaya teori bahwa virus itu diproduksi.
Richard berkata: "Saya hanya terhuyung-huyung. Mereka jelas belum membaca sains. Dan mereka belum berusaha untuk memahaminya. Tanggung jawab sekarang berada di kepemimpinan Tiongkok untuk menjelaskan mengapa teori dan hipotesis itu bisa direkayasa salah."
Richard pertama kali berbicara tentang teori virus corona-nya di The Daily Telegraph bulan lalu.
Dia mengatakan kepada Sky News bahwa pemikirannya sebagian dibentuk oleh karya ilmuwan klinis Inggris bernama Profesor Angus Dalgleish dan Birger Sorensen, ketua perusahaan Norwegia Immunor, yang berupaya mengembangkan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Respons Tak Biasa Risma Saat Surabaya Disebut Sebagai Zona Hitam dan Wuhannya Indonesia
Kedua pria itu telah menerbitkan sebuah makalah yang menawarkan teori alternatif tentang vaksin untuk virus corona.
Mereka telah menulis makalah virus corona terkait lainnya, termasuk yang mengeksplorasi keyakinan mereka. Kemungkinan besar virus itu dimanipulasi di laboratorium daripada terjadi secara alami.
Namun, penelitian ini belum diterima oleh jurnal untuk publikasi.
Keduanya mengatakan mereka ingin menantang hasil tentang asal-usul Covid-19 yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Medicine pada bulan Maret, yang mengesampingkan campur tangan laboratorium.
"Saya pikir inti jurnal ilmiah adalah Anda mengajukan spekulasi dan membukanya untuk debat," kata Profesor Dalgleish, yang adalah profesor onkologi di Institute for Infection and Immunity di St George's University London. Dia juga kepala sekolah dari Institute for Cancer Vaksin dan Imunoterapi.
Source | : | intisari,sky news,The Daily Telegraph |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar