GridHEALTH.id - Indonesia perlu memenuhi kebutuhan vaksinnya sendiri karena adanya kekhawatiran tentang distribusi global vaksin yang diproduksi negara asing tak merata.
"Jadi akan dikembangkan oleh Indonesia, dari Indonesia, untuk Indonesia," papar Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Ghufron Mukti dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/7/2020).
Pihak konsorsium mengembangkan vaksin dengan metode protein rekombinan menggunakan strain Covid-19 asal dari Indonesia.
Metode ini dipilih karena Indonesia sendiri sudah memiliki teknologinya.
Menurut Ghufron, perusahaan milik negara Bio Farma sudah bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi China Sinovac Biotech untuk mengembangkan vaksin.
Baca Juga: Senyawa Bioaktif Pada Jamu Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh di Masa Pandemi Virus Corona
Sekarang, menurut Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah katakan, vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd telah sampai di Indonesia Minggu (19/7/2020).
Vaksin dari perusahaan asal China itu pun telah diserahkan kepada PT Bio Farma untuk diuji klinis.
"Betul, sudah sampai pada Minggu. Sudah diserahkan ke Bio Farma," ujar Faizasyah ketika dikonfirmasi, Senin (20/7/2020).
Baca Juga: Saat Covid-19 Melanda Arab Saudi, Raja Salman Tiba-tiba Dibawa ke Rumah Sakit Khusus
Dalam hal ini, kata dia, Kemenlu hanya memfasilitasi proses vaksin dari China ke Indonesia.
Untuk mengembangkan vaksin ini, Indonesia bekerja sama dengan China lewat kerja sama internasional.
Baca Juga: Saran Ahli Agar Indonesia Sukses Hadapi Corona: 'Buang Rapid Test'!
Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Lampaui China, Indonesia Jadi Episentrum Virus Corona?
"Strategi jangka pendek memang untuk memastikan akses ke vaksin manakala sudah siap diproduksi dan ini dilakukan melalui kerja sama internasional," tutur Faizasyah.
Selain itu, Indonesia juga membentuk konsorsium nasional sebagai upaya jangka menengah/panjang dalam membangun kemandirian atas akses vaksin Covid-19.
Sebelumnya, perusahaan BUMN PT Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac Biotech Ltd, dalam memproduksi vaksin untuk virus corona Covid-19.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyebutkan, vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac sudah melewati uji klinis fase I dan II.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Berbeda Dengan China, Yurianto: 'Jangan Bandingkan'
Uji klinis tahap III akan segera dilakukan di berbagai negara dalam waktu dekat, termasuk di Indonesia.
"Transfer teknologi produksi vaksin Covid-19 dari Sinovac ke Bio Farma dilakukan saat uji klinis fase ketiga," kata Honesti dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7/2020).
Honesti menyebutkan, Bio Farma akan bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk mempersiapkan uji klinis tahap ketiga tersebut.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jika disetujui BPOM, nantinya vaksin tersebut bisa mulai digunakan untuk keadaan darurat mulai kuartal pertama 2021.
Baca Juga: Terungkap! Peneliti Temukan Bukti Bayi Dapat Terinfeksi Virus Corona dalam Rahim
Baca Juga: Dicari Sel-T, Rantai yang Hilang Pada Kekebalan Virus Corona
Menurut Honesty, Sinovac dipilih karena kredibiltasnya dalam memproduksi sejumlah vaksin untuk lebih dari 30 negara, salah satunya vaksin Hepatitis A yang sudah mendapat pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Honesti mengatakan, Sinovac sudah memulai uji klinis fase I dan II vaksin Covid-19 pada Juni lalu.
Uji klinis itu tidak menemukan efek samping yang parah dan menghasilkan respons kekebalan pada 743 relawan.
Baca Juga: Tak Disangka Tingkat Kematian Kasus Covid-19 Menurun, Kini Negara India Terendah di Dunia
"Studi pra-klinis, uji klinis tahap satu dan dua telah selesai dilakukan. Sinovac tengah menyiapkan uji klinis tahap ketiga di sejumlah pusat uji klinis di dunia," kata Honesti.
Selain bekerja sama dengan Sinovac, Bio Farma mengembangkan vaksin lokal di bawah konsorsium nasional yang dibentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain Bio Farma, konsorsium nasional ini terdiri dari Eijkman Institute, kementerian dan institusi terkait, serta perguruan tinggi.
Namun, Honesti memperkirakan bahwa vaksin lokal ini baru akan tersedia di masyarakat pada awal atau pertengahan 2022.(*)
Baca Juga: Luar Biasa, Saat Pandemi Covid-19 Judi Togel di Tasikmalaya Marak, Modalnya Dana Bansos
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sudah Sampai di Indonesia, Vaksin Asal China Diserahkan ke Bio Farma"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar