GridHEALTH.id - Setidaknya sebanyak 1.620 relawan di Kota Bandung direncanakan akan disuntik vaksin Covid-19 buatan perusahaan China Sinovac Biotech.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Kusnandi Rusmil seperti dikutip dari laman unpad.ac.id, Rabu (21/7/2020).
“Vaksin asal China ini rencananya akan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung sesuai prosedur uji klinis vaksin,” ujar Kusnadi.
Ia menjelaskan, vaksin Covid-19 akan disuntikkan sebanyak 2 kali ke tubuh relawan. Relawan tersebut merupakan orang sehat yang sudah dicek kondisi tubuhnya.
Penyuntikkan akan dilakukan sebanyak 2 kali per 14 hari. Secara berkala, tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan. Pemantauan relawan dilakukan selama 7 bulan.
Baca Juga: Catat! Persalinan Ibu Hamil Suspek dan Probable Covid-19 Kini Harus di RS Rujukan
“Kita cari orang sehat, lalu kita suntikkan vaksinnya, apakah vaksinnya memunculkan zat anti terhadap penyakit atau tidak,” kata Kusnandi.
Diketahui vaksin sendiri adalah produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.
Sementara itu Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad ini menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 memiliki jalan panjang.
Baca Juga: Update Covid-19; Kemenkes Sebut Ada 7.008 Anak di Bawah Umur yang Telah Terinfeksi Virus Corona
Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibanding pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya.
Setelah ditemukan, vaksin tidak serta merta langsung diujicobakan ke manusia. Tahap pertama yang dilakukan adalah menguji vaksin ke tubuh hewan.
Apabila hewan berada dalam kondisi tubuh yang stabil dan stabil, maka vaksin boleh diuji coba pada manusia.
Tahap uji klinis ke manusia terdiri dari tiga fase. Fase pertama, sambung Kusnandi, diujikan kepada 100 orang dewasa.
Jika dinyatakan aman, uji coba masuk kepada fase kedua, yaitu uji coba kepada minimal 400 orang.
Setelah kembali berhasil, uji coba selanjutnya masuk ke fase 3, yaitu dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang.
Saat ini, uji klinis di Kota Bandung merupakan pengujian pada fase 3.
Baca Juga: Toa Masjid Akan Bantu Anies Baswedan Menekan Laju Covid-19 di DKI Jakarta.
Uji coba fase 3 tidak bisa dilakukan hanya pada satu sentra pengujian, tetapi harus dilakukan di banyak lokasi.
Karena itu, uji klinis vaksin Covid-19 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara di dunia.
“Hasil uji coba di fase 3 hasilnya harus sama. Kalau hasilnya tidak sama (di setiap negara), vaksin tidak boleh dijual,” ujar Kusnandi.
Baca Juga: Studi: Anak-anak Berusia 10 hingga 19 Tahun Sebarkan Virus Corona Layaknya Orang Dewasa
Ilmuwan yang sudah melakukan uji klinis vaksin sebanyak 30 kali ini mengatakan, dari hasil analisisnya, vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap virus Covid-19 dalam 28 hari.
“Perhitungan saya begitu. Setelah 28 hari orang itu akan kebal terhadap penyakit. Tetapi suntikannya harus 2 kali,” ujarnya.
Dalam laman Unpad disebutkan, uji klinis akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.
Jika sudah disetujui Komite Etik, proses penyuntikkan akan dilakukan di 6 tempat. Antara lain, Rumah Sakit Pendidikan Unpad, kampus Unpad Dipati Ukur, serta 4 Puskesmas di Kota Bandung.
Ia memastikan, uji klinis ini tetap memperhatikan keselamatan relawan. Upaya preventif ini sudah dimasukkan ke dalam rencana kerja yang saat ini tengah ditelaah oleh Komite Etik. “Orangnya sudah diasuransikan,” tutupnya.(*)
Baca Juga: UNICEF; Fakta Anak Jadi Depresi Karena Isolasi Selama Pandem Covid-19
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar