Juru bicara Kedutaan Besar China di AS mengatakan kepada The Times program itu membantu penduduk lokal bangkit dari kemiskinan.
The Times yang meneliti foto, video, dokumen pemerintah , gambar satelit, dan data pengiriman - menemukan jumlah perusahaan PPE di Xinjiang telah meningkat.
Dari empat pabrik sebelum pandemi menjadi 51 pabrik saat ini. 17 Perusahaan di antaranya mengambil bagian dalam program tenaga kerja pemerintah Uighur.
Meskipun sebagian besar yang mereka hasilkan dikonsumsi di China dibandingkan diekspor ke luar negeri.
Ini menjadi bagian dari penganiayaan yang lebih luas terhadap Uighur di Tiongkok.
Baca Juga: Di Masa Pandemi, Pasien DBD Tak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi, Kecuali....
Negara itu telah menahan setidaknya satu juta orang Uighur di kamp-kamp penahanan yang mengerikan.
Dalam apa yang secara halus disebut sebagai "kamp pendidikan ulang," dan telah menempatkan mereka di bawah langkah-langkah pengawasan ekstrem .
Laporan juga mengatakan bahwa pria Tionghoa dikirim ke rumah wanita Uighur yang suaminya dikirim ke kamp penjara .
Pria itu sering tidur di ranjang yang sama dengan mereka.China juga dilaporkan memerintahkan mereka untuk mendekorasi ulang rumah agar terlihat lebih China .
Tenaga kerja Uighur telah terhubung ke produk lain yang diekspor ke AS.
Source | : | Serambi News |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar