Baca Juga: Survei, Ternyata 80 % Orang Tidak Tahu Cara Mandi yang Bersih
- Ekspektoran
Jika batuk sangat banyak sehingga dada menjadi sakit dan tidur malam menjadi buruk, pertimbangkan penekan batuk seperti dextromethorphan.
Dr. Yoder merekomendasikan penggunaan penekan batuk (ekspektoran) hanya pada malam hari saja.
Untuk batuk non alergi, penanganannya cari tahu dulu jenis batuk yang dialami agar bisa melakukan pengobatan yang tepat.
1. Batuk Berdahak
Batuk berdahak disebut juga dengan batuk produktif karena menghasilkan lendir setiap kali batuk. Jenis batuk ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, ataupun jamur yang menyerang saluran pernapasan.
Infeksi tersebut mengakibatkan produksi lendir meningkat menjadi lebih banyak. Untuk menghilangkan lendir yang berlebihan pada paru dan saluran udara lainnya, tubuh akan memberi respons berupa batuk disertai dengan keluarnya lendir.
Baca Juga: Indera Penciuman yang Hilang Akibat Covid-19, Begini Cara Agar Hidung Kembali Mencium Bau
Kita biasanya mengalami batuk berdahak bila terserang pilek atau flu. Namun, batuk berdahak juga bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan pada paru-paru, seperti asma, bronkitis, hingga kanker paru-paru.
Batuk berdahak biasanya bisa sembuh dalam waktu 1 sampai 2 minggu dengan pemberian obat pelega tenggorokan atau batuk, mengonsumsi minuman hangat atau makanan berkuah, dan beristirahat yang cukup.
2. Batuk kering
Berbeda dari batuk berdahak, batuk kering sama sekali tidak menghasilkan lendir saat batuk. Jenis batuk ini biasanya menyebabkan sakit tenggorokan dan akan memburuk pada malam hari.
Batuk yang dialami bayi biasanya merupakan batuk kering yang terasa mengganggu di dada dan merupakan gejala dari pilek atau flu. Anak-anak juga bisa mengalami batuk kering bila muncul rasa gatal di tenggorokan.
Batuk kering dibagi lagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah batuk mengi yang bisa menimbulkan bunyi napas, seperti “ngik-ngik”.
Kondisi ini umum terjadi pada anak berusia sekitar 6 bulan sampai 3 tahun. Meskipun bisa membaik pada siang hari, tapi batuk mengi akan memburuk ketika malam tiba.
Batuk dengan bunyi mengi bisa jadi merupakan gejala asma atau bronkiolitis. Meskipun jarang terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun, tapi asma bisa dialami oleh Si Kecil apalagi bila terdapat riwayat orangtua yang mengidap asma atau bila anak pernah mengalami alergi saat masih bayi.
Selain batuk mengi, ada pula batuk rejan yang terjadi karena infeksi bakteri. Batuk ini sering menyerang anak-anak dengan gejala berupa batuk terus-menerus yang diikuti dengan perubahan suara menjadi serak dan rasa sakit di tenggorokan.
Adapun pengobatan untuk batuk kering bertujuan untuk membasahi saluran pernapasan dan mengatasi penyebab batuk kering.
Pengobatan batuk kering yang biasanya dilakukan adalah berupa inhalasi uap yang berfungsi membasahi jalan napas di tubuh, serta mengurangi iritasi dan meredakan rasa sakit pada tenggorokan.(*)
Baca Juga: Covid-19 Makin Mengganas di India, Masyarakatnya Berbondong-bondong Puja Dewi Corona
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | Mayo Clinic,CDC,FDA,GridHealth.ID,American College of Allergy, Asthma & Immunology |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar