GridHEALTH.id - Tali pusat yang menghubungkan ibu dengan janin di dalam kandungan tampak seperti seutas tali yang melayang dalam air ketuban.
Fungsinya selain untuk mentransfer makanan dan oksigen bagi janin, juga sebagai saluran ekskresi janin untuk membuang sisa-sisa metabolisme tubuhnya.
Tali pusat bukan sekadar tali dengan tiga pembuluh darah (dua pembuluh darah arteri dan satu pembuluh balik), karena jaringannya mengandung Wharton jelly.
Keberadaan Wharton jelly membuat tali pusat bersifat elastis dan tak mudah terlipat, walaupun terdapat lilitan.
Panjang tali pusat normalnya adalah 50 sampai 75 cm, namun ada yang mencapai 90 cm bahkan lebih dan ada juga kurang dari 50 cm meski yang ini sangat jarang terjadi.
Panjang dan pendeknya tali pusat bergantung pada gerakan janin. Janin yang bergerak aktif merangsang pertumbuhan tali pusat menjadi lebih panjang ketimbang janin yang kurang banyak bergerak.
Baca Juga: Selain Keguguran, Bayi Lahir Mati Masih Jadi Kekhawatiran Ibu Hamil
Baca Juga: Hidrasi Bantu Kognitif Anak, Ini Jumlah Kebutuhan Minum Harian
Yang pasti pada umumnya, proses persalinan tidak akan terganggu, meski janin terlilit tali pusat di lehernya.
Janin tidak akan terjerat karena satu lilitan di leher janin hanya mengurangi panjang tali pusat sebanyak 23 cm.
Misalkan, panjang tali pusat 50 cm, masih tersisa tali pusat 27 cm yang akan memungkinkan janin menempuh jalan lahir (dari rahim hingga jalan keluarnya) yang berjarak sekitar 8 cm.
Lalu bagaimana janin dapat terlilit tali pusat? Gerakan janin yang ke sana kemari dan kondisi tali pusat yang panjang dapat menyebabkan terlilitnya janin. Jadi kejadian ini sifatnya sangat alamiah.
Lilitan tak akan terjadi bila janin tidak bergerak (ini tentu malah berbahaya) atau jika janin mengalami kelainan gerak yang menyebabkan tali pusatnya tumbuh lebih pendek.
Lilitan tali pusat pada janin paling sering terjadi di daerah leher. Kondisi ini sering terlihat lewat pemeriksaan USG 3 atau 4 dimensi.
Lilitan di daerah leher paling mudah diketahui karena adanya ruang yang berbatasan dengan bahu sehingga dapat terlihat lilitan tersebut.
Baca Juga: 4 Tanda Ketidaksuburan Pada Wanita, Salah Satunya Haid Tidak Teratur
Baca Juga: Lakukan 5 Gerakan Jari Sederhana Ini Untuk Redakan Gejala Arthritis
Selain di leher, bisa juga terjadi lilitan di ketiak atau tangan janin. Hanya saja untuk mengetahui adanya lilitan di daerah ini sangatlah sulit.
Umumnya lilitan tali pusat pada janin sudah bisa terjadi di usia kehamilan 11 -14 minggu.
Adanya lilitan di usia awal kehamilan pun tak menjadi masalah karena tidak membahayakan janin. Janin tetap bisa terus tumbuh meski tubuhnya terlilit.
Semakin besar usia kehamilan Ibu, semakin jelas penampakan lilitan tali pusat di leher. Hingga usia kehamilan 35 minggu, janin masih mungkin terlepas dari lilitan tersebut, atau sebaliknya menambah jumlah lilitannya.
Baca Juga: Si Kecil Juga Bisa Kena Diabetes, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Baca Juga: Survei, Ternyata 80 % Orang Tidak Tahu Cara Mandi yang Bersih
Di atas 35 minggu, karena janin sudah lebih besar, ruang geraknya semakin terbatas sehingga kemungkinan untuk melepas atau menambah lilitan semakin kecil. Terhadap kasus ini biasanya dokter tidak dapat melakukan intervensi apa pun.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Fit Pregnancy,American Pregnancy Association,nakita.grid.id,Pregnancy Magazine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar