GridHEALTH.id - Para ilmuwan di dunia kembali mengungkapkan fakta baru terkait virus corona.
Namun kali ini bukan mengenai virus corona Covid-19 atau SARS-CoV-2, melainkan Swine Acute Diarrhoea Syndrome Coronavirus atau SADS-CoV.
Dimanan pada penelitian terbaru para ilmuwan menemukan strain virus corona SADS-CoV tersebut bisa menyebabkan diare parah dan muntah pada hewan babi serta menyebar ke manusia.
Perlu diketahui bahwa SADS-CoV ini memang telah menginfeksi babi di China sejak 2016.
Diperkirakan, virus ini awalnya berasal dari kelelawar yang menularkan virus ke babi. Strain virus ini disebut-sebut paling berbahaya bagi anak babi.
Dilansir Atlanta Journal-Constitution, Jumat (16/10/2020), para peneliti dari North Carolina menemukan bahwa SADS-CoV dapat menular ke manusia.
Baca Juga: Minum Kopi Ada Tekniknya, Supaya Lebih Sehat dan Berkhasiat Bagi Tubuh
Sebagaimana diketahui, virus corona adalah jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit. SADS-CoV dan SARS-CoV-2 merupakan bagian dari keluarga virus yang sama.
Akan tetapi, SADS-CoV berada dalam genus yang berbeda dari strain yang menyebabkan Covid-19.
Penelitian tentang SADS-CoV dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) Amerika Serikat.
Tes laboratorium menunjukkan SADS-CoV direplikasi secara efisien dalam sel hati dan usus manusia, serta sel saluran napas. Hal itu menunjukkan potensi bahaya bagi manusia.
“Sementara banyak peneliti fokus pada potensi munculnya betacoronaviruses seperti SARS dan MERS, sebenarnya alphacoronaviruses mungkin terbukti sama menonjolnya (jika tidak lebih besar)," kata Ralph Baric, profesor epidemiologi di UNC-Chapel Hill Gillings School of Global Public Health.
Baca Juga: Libur Panjang 28-30 Oktober, Jokowi: 'Jangan Sampai Berdampak pada Kenaikan Kasus Covid-19'
Baric juga mengatakan alphacoronaviruses juga sama-sama berbahaya karena adanya potensi untuk melompat cepat antar spesies.
Laboratorium Baric bekerja dengan Caitlin Edwards, seorang spesialis penelitian dan master mahasiswa kesehatan masyarakat di UNC-Chapel Hill.
Edwards menguji beberapa jenis sel dengan menginfeksinya dengan bentuk sintetis SADS-CoV untuk memahami seberapa tinggi risiko kontaminasi lintas spesies.
Baca Juga: Tanpa Minum Obat, Ini 5 Cara Ampuh Keluarkan Dahak yang Membandel di Tenggorokan
Menurut hasil penelitian, sejumlah besar sel mamalia, termasuk paru-paru manusia primer dan sel usus, rentan terhadap infeksi.
Edwards mengatakan SADS-CoV menunjukkan tingkat pertumbuhan sel usus yang lebih tinggi ditemukan di usus manusia.
Baca Juga: IAI 3 Tips Baru Ampuh Hindari Virus Corona Dari Ketua Satgas Covid-19
Itu tidak seperti SARS-CoV-2, yang kebanyakan menginfeksi sel paru-paru.
Meskipun herd immunity sering mencegah manusia tertular virus corona yang ditemukan pada hewan, namun menurut Edwards manusia belum mengembangkan kekebalan terhadap SADS-CoV.
SADS-CoV berasal dari kelelawar coronavirus yang disebut HKU2, yang merupakan kelompok virus heterogen dengan sebaran di seluruh dunia.
Baca Juga: Jangan Abaikan Ruam di kulit, Jika Cirinya Seperti Ini Baiknya Swab
Edwards mengatakan tidak mungkin untuk memprediksi apakah virus itu atau strain kelelawar HKU2 yang berkerabat dekat dapat muncul dan menginfeksi populasi manusia.
"Namun, berbagai host SADS-CoV, ditambah dengan kemampuan untuk mereplikasi di paru-paru dan sel enterik manusia primer, menunjukkan adanya potensi risiko untuk peristiwa kemunculan di masa depan pada populasi manusia dan hewan," kata Edwards.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Studi: Strain Virus Corona Babi SADS-CoV Dapat Menular pada Manusia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar