Kelompok tersebut juga berpendapat bahwa kebijakan antimasker mungkin terkait dengan kasus kematian Covid-19 yang tidak perlu.
“Kematian di Swedia sejauh ini melebihi kematian yang diamati di negara-negara Nordik lainnya. Swedia sebenarnya saat ini di antara negara-negara tertinggi di dunia dalam hal kematian per kapita akibat Covid-19,” kata kelompok itu di situs webnya.
Faktanya, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, tingkat kematian Swedia menempatkannya di No. 17 di antara 191 negara di dunia.
Dengan hampir 6.000 kematian, tingkat kematian Swedia (58,12 per 100.000 penduduk ), jika disesuaikan dengan populasi, adalah lima kali lebih tinggi dari negara tetangga Denmark (11,83 per 100.000), hampir 12 kali lebih tinggi dari Norwegia (5,23 per 100.000) dan hanya sedikit lebih baik dari AS (67,28 per 100.000).
Tingkat infeksi virus corona di negara itu juga tetap jauh lebih tinggi, dua kali lipat dari Denmark dan tiga kali lebih tinggi dari Norwegia, di mana kedua negara tersebut mendorong penggunaan masker.
Yahoonews memberitakan, Vetenskapsforum Covid-19 menegaskan bahwa karena kurangnya pengujian pada awal pandemi dan jenis tes yang digunakan di Swedia, jumlah kasus sebenarnya bisa jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
Berapa pun angka sebenarnya, dengan gelombang kedua menghantam Eropa, hal ini menyebabkan Prancis memberlakukan jam malam nasional. Selain itu, Belgia dan Belanda memerintahkan untuk menutup bar dan restoran.
Baca Juga: Kematian Pasien Covid-19 Meningkat 2 Kali Lipat pada Penderita Osteoporosis, Benarkah?
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar