GridHEALTH.id - Separuh dari orang dewasa melaporkan pernah serangan kram kaki di malam hari yang membuat tidur nyenyak jadi terganggu.
Rasa sakit yang intens akibat kontraksi otot di bagian betis, telapak, atau pun paha, ini bisa berlangsung beberapa detik hingga menit.
“Walau nyerinya cuma 10 detik, tapi rasanya seperti 20 tahun sampai sakitnya hilang,” kata terapis fisik Nicole Haas.
Kram di kaki tidak cuma terjadi ketika kita tidur, misalnya saja setelah kita berolahraga. Tetapi kram yang menyerang di malam hari memang menyebalkan karena mengganggu tidur.
Meski hingga saat ini para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab kram kaki, ada sejumlah faktor yang bisa memicunya.
Selama ini para ahli menduga kram otot berkaitan dengan dehidrasi dan hilangnya elektrolit (yang menyebabkan ketidakseimbangan mineral seperti magnesium dan potasium).
Baca Juga: Kaki Sering Kram, Dari Sekadar Lelah Hingga Tanda Ginjal Bermasalah
Baca Juga: Studi : Wanita yang Masih Haid Cenderung Terlindung dari Serangan Jantung
Studi-studi terbaru menemukan bahwa pemicunya mungkin lebih disebabkan karena kelelahan otot dan disfungsi saraf.
“Kontraksi otot pemicu kram ini kemungkinan karena tembakan saraf yang tidak disengaja secara berulang atau disfungsi saraf, bukan karena otot itu sendiri. Penyebab terseringnya adalah penggunaan otot berlebihan,” kata dokter bedah orthopedic Nabil Ebraheim dikutip dari Medical News Today (24/10/2020).
Faktor lain yang juga bisa memicu kram kaki adalah terlalu lama duduk atau berdiri, sirkulasi darah yang buruk, gaya hidup kebanyakan duduk, olahraga tanpa pemanasan yang cukup, hingga obat-obatan tertentu.
Ibu hamil, atlet, orang lanjut usia, dan orang yang kegemukan, merupakan kelompok yang paling sering mengalami kram kaki.
Selain penyebabnya, sebenarnya mengapa serangan kram ini sering terjadi saat malam juga belum jelas. Diperkirakan ada kaitannya dengan kelelahan otot
“Di malam hari, otot yang kelelahan karena postur tubuh yang buruk, kebanyakan duduk, atau biomekanik yang kurang selama olahraga bisa menyebabkan kejang atau tertarik,” kata terapis fisik Jonathan Meltzer.
Baca Juga: Merasakan Sakit di Dada Tak Selalu Merupakan Tanda Serangan Jantung
Baca Juga: 5 Tanda Serangan Infeksi Jamur Pada Vagina yang Harus Segera Diobati
Posisi tidur juga bisa memicu kram. Jika kita tidur terlentang dan jari-jari kaki mengarah ke bawah (disebut juga dengan plantar flexion) dalam waktu lama, otot betis akan menjadi tegang. Demikian juga bila kita tidur tengkurap.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kram:
- Sering lakukan perenggangan
Lakukan kebiasaan baik seperti melakukan peregangan atau gerakan kelenturan memakai foam rolling untuk melemaskan otot yang kaku.
“Otot perlu diregangkan secara rutin agar bisa berfungsi normal. Lakukan peregangan sebelum tidur, terutama untuk bagian betis dan kaki,” kata Ebraheim.
- Hidup aktif, tetapi jangan berlebihan
Ubahlah posisi tubuh setiap beberapa waktu sepanjang hari, sehingga kita tidak cuma duduk atau berdiri kelamaan.
“Duduk bukan hal buruk, tapi jangan kelamaan. Pastikan setelah satu jam duduk, kita berdiri, berjalan-jalan dan fokus pada postur tubuh bagian atas yang benar,” kata Meltzer.
- Minumlah cukup air untuk mencegah dehidrasi.
Minum air putih ternyata dapat mencegah kram otot, walaupun tidak 100% dijamin anda tidak terkena kram otot, tetapi setidaknya mengonsumsi banyak cairan saat berolahraga akan meningkatkan kinerja tubuh dan mencegah kram otot.
Baca Juga: 5 Makanan Bikin Susah Tidur Nyenyak, Jangan Konsumsi di Malam Hari
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin covid-19 Asal Inggris Ditunda Setelah Seorang Relawan Sakit Setelah Disuntik
- Sesuaikan posisi tidur
Jika kita lebih suka tidur telentang, cobalah memakai pendukung kecil di bagian lutut agar posisi tulang belakang tetap lurus dan telapak kaki tidak menghadap bawah. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Medical News Today,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar