GridHEALTH.id - Tak hanya kelelawar, belakangan ini, hewan cerpelai yang mirip dengan sigung dengan tubuh panjang dan ramping dengan kaki-kaki pendek.
Cerpelai diduga menjadi salah satu hewan pembawa virus corona yang bisa menyebarkan ke manusia.
Baca Juga: Populasi Cerpelai di Denmark Bakal Dimusnahkan Akibat Mutasi Virus Corona Menyebar ke Manusia
Sejauh ini, hanya 13 orang yang diketahui telah terinfeksi virus corona dari carpelai di Denmark utara, dengan para pejabat berjuang untuk memberantas virus tersebut, sebelum menjadi tidak terkendali.
Ketakutan meningkat di seluruh dunia, seperti yang dilansir dari Mirror pada Selasa (10/11/2020), karena virus corona mutan dapat membuat suntikan vaksin menjadi kurang efektif, jika menyebar ke masyarakat umum.
Akibat hal tersebut, 17 juta populasi cerpelai di Denmark dimusnahkan dan dikubur massal.
Mengutip dari Kompas.com, kuburan massal digali pada 9 November untuk membakar ribuan mayat carpelai.
Kuburan cerpelai itu diputuskan berada di sebuah situs militer di Holstebro, barat laut Denmark.
Hal itu diumumkan oleh otoritas lingkungan dan kesehatan Denmark.
Ilmuwan mengatakan Cluster 5 menyebar dari pekerja peternakan ke cerpelai selama musim panas, sebelum kembali ke manusia.
Selama proses itu, mutasi terjadi pada lonjakan virus yang digunakannya untuk memasuki sel manusia.
Kekhawatiran di seluruh dunia menyebar, di tengah upaya Denmark untuk mengendalikan penyebaran, karena mutasi virus tersebut dapat menghambat efektivitas vaksin apa pun termasuk suntikan Pfizer.
Vaksin terobosan diturunkan menjadi 90 persen efektif kemarin.
Namun, seperti kandidat vaksin terkemuka lainnya, vaksin ini bekerja dengan menargetkan protein "lonjakan".
Para ilmuwan belum membuktikan apakah Cluster 5 dapat membuat vaksin menjadi tidak efektif, tetapi dikatakan secara teoritis memungkinkan, karena media mutasinya berada.
Pejabat Inggris khawatir varian baru dari virus corona tersebut dapat memicu gelombang baru kasus, sementara negara tersebut telah berjuang melalui epidemi keduanya.
Pelancong non-Inggris dilarang memasuki Inggris dari Denmark pada akhir pekan dalam upaya untuk memblokir varian Covid baru agar tidak mencapai pantai Inggris.
Sementara menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seluruh negara diimbau untuk meningkatkan pengawasan Covid-19 antara hewan dan manusia.
Baca Juga: Dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh, Begini Cara Aman Mengonsumsi Madu dan Herbal pada Ibu Hamil
Reservoir hewan yang rentan diidentifikasi termasuk peternakan cerpelai.
Negara-negara juga diingatkan untuk memperkuat tindakan biosafety dan biosecurity peternakan di sekitar reservoir hewan yang diketahui, untuk membatasi risiko kejadian zoonosis terkait SARS-CoV-2.
Tindakan tersebut termasuk pencegahan dan pengendalian infeksi virus untuk para pekerja, pengunjung peternakan, dan siapa pun yang mungkin terlibat dalam peternakan atau pemusnahan hewan.
WHO juga menyarankan penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan apa pun untuk Denmark berdasarkan informasi yang tersedia saat ini.
Sementara itu, prinsip dasar mengurangi risiko umum penularan infeksi saluran pernapasan akut antara lain:
Baca Juga: Vaksin Pfizer Ampuh Cegah Covid-19 HIngga 90 Persen, Indonesia Beli?
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang menderita infeksi saluran pernapasan akut.
- Memastikan seringnya mencuci tangan, terutama setelah kontak langsung dengan orang sakit atau lingkungannya.
- Bagi penderita gejala ISPA, mempraktikkan tata cara batuk, seperti menjaga jarak, menutupi batuk dan bersin dengan tisu atau pakaian sekali pakai, cuci tangan, serta penggunaan masker jika sesuai.
- Meningkatkan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi standar di rumah sakit di fasilitas perawatan kesehatan, terutama di bagian gawat darurat. (*)
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar