GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu beredar isu bahwa menggunakan masker telalu lama dapat membuat kulit wajah iritasi.
Nampaknya isu tersebut tidak sepenuhnya salah, sebab sebuah temuan baru yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Annals of Allergy, Asthma & Immunology mengungkap hal serupa.
Dimana petugas medis menemukan orang yang memiliki kulit sensitif mungkin berisiko mengalami eksim yang dipicu oleh penggunaan masker.
Melansir MayoClinic.org dalam artikel yang berjudul Atopic dermatitis (eczema), dermatitis atopik atau eksim adalah kondisi yang membuat kulit menjadi merah dan gatal.
Eksim biasanya berlangsung lama (kronis) dan cenderung kambuh secara berkala.
Dilansir Daily Mail, Temuan ini berawal ketika petugas medis mengungkapkan seorang pria berusia 60 tahun dengan riwayat beberapa alergi kulit menderita dermatitis yang diakibatkan oleh maskernya.
Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ahli: Jahe Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil, Tapi Ginseng Tidak Boleh
Baca Juga: Kepala Satpol PP Semarang 2 Kali Terinfeksi Covid-19, Sembuh dan Paru-parunya Bersih
Setelah awalnya berjuang untuk mendiagnosis akar masalahnya, dokter akhirnya menyadari, penyebabnya adalah pita elastis dari masker.
Awalnya, pasien itu didiagnosis dermatitis kontak, suatu bentuk eksim yang dipicu oleh reaksi terhadap suatu zat atau bahan.
Pria Amerika itu menjalani pengobatan dengan prednison, obat anti alergi biasa, sebelum masalah masker terlihat.
Tetapi pengobatan itu tidak efektif baginya. Ia pun kembali ke dokter dengan masalah yang sama.
Setelah mengidentifikasi lokasi eksim, yaitu di wajah dan di tempat yang sama dengan tempat masker, para dokter berspekulasi bentuk masker mungkin menjadi penyebabnya.
Baca Juga: Dibalik Pahitnya Rasa Madu Hitam, Ada 10 Khasiat yang Dahsyat
"Kami menyadari bahwa ruamnya muncul tepat di tempat bagian elastis masker mengenai wajah," kata ahli alergi Dr Kristin Schmidlin, salah satu penulis studi tersebut.
"Kami mengurangi prednison dan menyarankannya untuk menggunakan steroid topikal dan imunosupresan topikal sampai ruam hilang."
"Kami juga menyuruhnya untuk menggunakan masker berbahan kapas, bebas pewarna tanpa elastis."
Baca Juga: #BijakGGL, Waspadai Gula Tersembunyi Dalam Makanan Kemasan, Ini Panduannya
Pada konsultasi lewat telepon satu minggu kemudian, pasien itu mengatakan ruamnya terus membaik.
Studi kasus itu menunjukkan, mereka yang memakai tali elastis dapat menyebabkan ruam, kata Dr Dhamija salah satu peneliti.
Baca Juga: Pantagan Usai Mengonsumsi Madu, Jangan Langsung Tidur, Ini Dampaknya
Studi tersebut sebagai tindak lanjut penelitian Inggris baru-baru ini yang menemukan tingginya kasus dermatitis pada petugas kesehatan.
Sebagian besar masker, termasuk masker 3 lapis dan KN95, dibuat dari bahan non-woven.
Para ahli mengatakan bahan ini cenderung menyebabkan kerusakan gesekan mikro, menyebabkan ketidaknyamanan ringan hingga sedang, terutama pada mereka yang memiliki kulit sensitif.
Baca Juga: Zaman Aplikasi, Tes Kesehatan dan Deteksi Penyakit Cukup Dilakukan Mandiri dengan Handphone
Masker memang membantu mencegah penularan virus. Namun, memakainya dalam waktu lama bisa terasa tidak nyaman dan memicu timbulnya jerawat.
Masker juga dapat menyebabkan masalah lebih lanjut bagi mereka yang memiliki alergi kulit, kata Dr Dhamija pada pertemuan virtual American College of Allergy, Asthma and Immunology.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Mayo Clinic,tribunnews |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar