GridHEALTH.id - Dilansir dari laman Family Plan (2017), survei menunjukan penggunaan kontrasepsi wanita di Indonesia lebih dominan digunakan, dengan persentase total 95,4%, sedangkan penggunaan kondom dan vasektomi pria masing-masing berada di persentase 4,4% dan 0,2%.
Artinya, tingkat kepopuleran kontrasepsi pria masih tergolong rendah. Padahal, kondom merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang mudah digunakan dan banyak di jual di pasaran.
Ditambah, penggunaan kondom merupakan salah satu bagian dari partisipasi aktif pria untuk membantu wanita mencegah kehamilan.
Diduga rendahnya penggunaan kondom disebabkan akibat adanya anggapan jika penggunaannya mengurangi sensasi nikmat saat bercinta.
Padahal banyak manfaat penggunaan kondom. Contohnya, melalui kondom, baik pria maupun wanita dapat terhindar dari penyakit menular seksual (PMS) seperti human immunodeficiency virus (HIV), Sifilis, Hepatitis B, kencing nanah (gonorea), hingga human papillomavirus (HPV).
Mengingat cara kerjanya yang berfungsi sebagai penghalang pertukaran cairan antara pria dan wanita.
Baca Juga: 4 Pilihan Kontrasepsi Bagi Pria, Ternyata Kondom Paling Disuka
Baca Juga: Urine Tidak Bebas Kuman Tapi Bisa Bantu Diagnosis Penyakit
Kondom juga menjadi salah satu kontrasepsi temporal rendah efek samping, sebab penggunaannya bisa dihentikan kapan saja.
Di samping itu, penggunaan kondom juga dapat membangkitkan gairah di ranjang, terutama lewat banyaknya variasi kondom baik dari segi bentuk, warna, teksur, hingga wangi yang ditawarkan.
Lihat postingan ini di Instagram
Dilansir dari Healthline, beberapa kondom juga disertai dengan pelumas bawaan untuk memudahkan proses penetrasi sekaligus berfungsi sebagai spermisida untuk membunuh sperma.
Tetapi ada juga yang hadir tanpa pelumas bawaan, sehingga pengguna perlu membelinya secara terpisah.
Meski memiliki beberapa manfaat, penggunaan kondom juga tak lepas dari efek samping yang ditimbulkan.
Planned Parenthood mencatat jika efek samping kondom bisa saja ditemukan pada orang yang alergi dengan bahan latex dari kondom. Kondisi alergi ini pun bisa terjadi bagi wanita maupun pria sebagai pengguna.
Laman Bedsider turut menyebut penggunaan kondom dengan pelumas bawaan juga bisa menimbulkan alergi pada wanita. Beberapa kondom dengan bahan tertentu juga disebut bisa menurunkan sensitivitas pada pria.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengenali Bakat Anak Bantu Tumbuh Kembang Optimal
Baca Juga: Waspadai Nyeri Kronik, Terlihat ‘Sepele’ Tapi Bisa Timbulkan Gangguan Jiwa
Kekurangan kondom pun terletak pada tingkat efektivitasnya yang berada di 98%. Penggunaannya pun perlu diperhatikan, sebab ukuran yang terlalu besar berisiko longgar dan terlepas, terlalu sempit berisiko mudah sobek sehingga berisiko bisa hamil.
Kebocoran atau sobek pada kondom pun seringkali tak kasat mata. Terutama jika kita terbiasa menyimpannya di dompet atau tempat yang terkena sinar matahari langsung.
Memiliki sejumlah manfaat dan kekurangan, pemakaian kondom akan lebih baik jika digunakan sebagai alat kontrasepsi sementara, misalnya ketika wanita belum menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB.
Sebab, penggunaan pil KB jauh lebih efektif mencegah kehamilan dengan persentase 99,7 %, sekaligus tidak memengaruhi kepuasan bercinta pada kedua belah pihak.
Saat ini, pil KB yang tersedia di pasaran juga memiliki kandungan zat tambahan berupa drospirenone yang berdampak baik pada kesehatan reproduksi maupun mengobati permasalahan kulit seperti jerawat.
Kandungan drospirenone memiliki sifat antiandrogenik yang mampu menekan produksi hormon androgen pada kelenjar minyak dikulit sekaligus produksinya di indung telur.
Akibatnya, wanita tak hanya terbebas dari kekhawatiran akan terjadi kehamilan diluar rencana sekaligus tetap cantik selama ber-KB.
Baca Juga: Mengunyah Labu Siam Rebus Setiap Hari, Menjaga Tiroid Tetap Sehat
Baca Juga: 4 Cara Mudah Kendalikan Nafsu Makan Berlebih Agar Tak Kegemukan
Tetapi, konsultasi dengan tenaga medis maupun dokter tetap diperlukan agar mendapatkan hasil maksimal yang diinginkan. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Health Line,Bayer Indonesia,bedsider.org,Planned Parenthood,Family Plan |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar