GridHEALTH.id - Batuk bisa datang kapan saja, pada siapa saja tak terkecuali ibu hamil.
Orang biasa saja saat mengalami batuk tersiksanya bukan main.
Baca Juga: Tak Langsung Tatap Muka, Akuratkah Anamnesis Jarak Jauh dalam Telemedicine?
Jadi bisa dibayangkan jika seorang ibu hamil mengalaminya. Tentu akan jauh lebih tersiksa.
Tapi ironisnya banyak batasan untuk mengatasi batuk pada ibu hamil.
Memang Ibu hamil tidak bisa serampangan minum obat batuk yang biasa dikonsumsi seblum hamil.
Menurut Robyn Horsager-Boehrer, M.D, seorang dokter Obstetrics & Gynecology, dalam tulisannya dengan judul 'Which over-the-counter cold medications are safe during pregnancy?' di laman UT Southwestern Medical Center, menyebutkan obat flu yang mengandung kodein yang sejak lama digunakan untuk meredakan batuk, tidak direkomendasikan bagi ibu hamil.
Baca Juga: Studi : Sistem Kekebalan Merespons Lebih Kuat Pada Pasien Covid-19 Tanpa Gejala
Alasannya, karena penelitian menunjukkan obat tersebut benar-benar tidak bekerja dengan baik.
Melansir laman American Pregnancy Association, yang mempublish artikel dengan judul 'Cough and Cold During Pregnancy,' saat ibu hamil batuk pilek, cara terbaik yang harus dilakukan adalah mengurangi jumlah obat bebas yang dikonsumsi.
Banyak obat yang biasanya digunakan untuk mengobati gejala batuk pilek tidak aman dikonsumsi selama kehamilan.
Tapi ada juga obat batuk pilek yang bisa dikonsumsi oleh ibu hamil, seperti;
Baca Juga: Klaster Pilkada Mulai Bermunculan di Banten, Kabupaten Serang dan 3 Daerah Lain Jadi Zona Merah
* Acetaminophen (Tylenol), dapat digunakan untuk meredakan demam, sakit kepala, dan nyeri tubuh.
* Obat obat pelega tenggorokan, dapat meringankan rasa sakit di tenggorokan.
* Dekstrometorfan sering kali dapat digunakan sebagai penekan batuk.
Baca Juga: Kilas Balik 2020, 9 Pemimpin Negara yang Positif Covid-19, 1 Orang Meninggal Dunia
Ingat, ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat apa pun untuk meredakan gejala batuk pilek yang dialami.
Penting untuk menghubungi dokter jika gejala batuk yang diderita membuat tidak enak makan dan minum, susah tidur, dan batuk yang dialami sudah lebih dari tiga hari.
Tapi jangan tunggu hingga beberapa hari baru ke dokter, jika ibu hamil batuk yang dialami dibarengi demam dengan suhu 102 derajat Fahrenheit atau lebih.
Begitu juga jika ibu hamil yang sedang mengalami batuk, dahaknya berubah warna, dan disertai dengan nyeri di tenggorokan, dada, atau mengalami mengi, segera periksakan diri ke dokter.
Baca Juga: Kilas Balik 2020, 9 Pemimpin Negara yang Positif Covid-19, 1 Orang Meninggal Dunia
Jika ibu hamil batuknya sudah sejauh itu, bisa jadi batuk rejan.
Batuk rejan adalah infeksi menular yang ditandai dengan batuk yang berlebihan dan hebat yang diikuti dengan nafas yang mengeluarkan bunyi rejan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan bahwa semua wanita hamil menerima vaksin Tdap dikehamilannya.
Sebaiknya vaksin diberikan antara minggu ke 27-36 kehamilan.
Baca Juga: Berkah Karantina di Masa Pandemi, Banyak Penduduk Desa yang Menemukan Harta Karun Dibelakang Rumah
Ini akan memastikan bahwa perlindungan terhadap batuk rejan diturunkan ke bayi yang dikandung selama beberapa bulan pertama setelah lahir.
Ini penting, dikarenakan setelah lahir anak tidak akan menerima vaksin batuk rejan yang pertama sampai mereka berusia 2 bulan.
Jadi mendapatkan vaksin Tdap saat hamil akan memastikan bayi terlindungi sampai saat itu.
Baca Juga: Posisi Tidur Bayi Telentang Vs Tengkurap, Alamiahnya Menyukai Posisi Perut di Bawah
Karenanya, Bohrer lebih menyerankan penting untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari tertular pilek atau batuk selama kehamilan.
Tapi jika sudah kadung mengalaminya, Bohrer menyarankan lebih baik menjalani pengobatan dengan program seperti berikut, yang jauh lebih aman dari efek samping.
Baca Juga: Waspadai Infeksi Virus Corona, Sejumlah Organ Ini Bisa Alami Komplikasi
* Istirahat yang cukup - Tidur siang, tidur sepanjang malam, dan duduklah untuk bersantai.
Ini adalah cara yang bagus untuk memberikan waktu istirahat yang sangat dibutuhkan tubuh Anda. Pelajari lebih lanjut tentang pentingnya istirahat di tempat tidur selama kehamilan.
* Minum banyak cairan - Minumlah air, jus, atau kaldu untuk menambahkan kembali cairan yang diperlukan ke dalam tubuh.
* Makan sesuai kebutuhan dengan gizi seimbangk - Jika idak bisa makan banyak, cobalah makan dengan porsi kecil sesering mungkin.
Baca Juga: Presiden Eswatini Wafat, Jadi Kepala Negara Pertama Korban Covid-19
* Cara mengurangi sumbatan di jalan napas - Letakkan humidifier di kamar, angkat kepala di atas bantal saat beristirahat, atau gunakan nasal strip.
* Cara mengurangi sakit tenggorokan - minum teh hangat, atau berkumur dengan air garam hangat.
Penting diingat, pesan Bohrer, dirinya banyak ditanya oleh pasien yang meminta obat antibiotik untuk batuk juga pileknya.
Mengenai hal ini, antibiotik tidak bekerja melawan virus yang menyebabkan flu atau batuk biasa.
Baca Juga: Dinilai Sebabkan Masalah Kehamilan, Berapa Kali Sebaiknya USG Dilakukan selama Hamil?
Pemberian antibiotik yang berlebihan untuk penyakit virus menyebabkan resistensi antibiotik, yang berarti bakteri tumbuh lebih kuat dari waktu ke waktu dan menjadi lebih sulit untuk dikalahkan dengan antibiotik.
Jika dokter meresepkan antibiotik untuk gejala pilek, biasanya antibiotik itu diberikan dalam waktu singkat selama tiga hari.
Pasien sering merasa lebih baik setelah menyelesaikan pengobatan tetapi mungkin akan sembuh dalam jangka waktu tersebut tanpa obat.(*)
Baca Juga: Waspadai Penularan Covid-19, Milenial Disarankan Tidak Makan di Tempat Saat ke Restoran
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | American Pregnancy Association,UT Southwestern Medical Center |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar