Ketika para periset menggunakan pemindaian pencitraan otak untuk memeriksa dua wilayah pada otak peserta penelitian.
Mereka mendapati peningkatan aktivitas karena makanan pedas di bagian otak yang menerima rasa asin.
"Makanan pedas meningkatkan aktivitas di daerah yang dirangsang oleh garam," kata Dr. Zhu.
Baca Juga: Di Penghujung 2020 Indonesia Tidak Sendiri Menghadapi Lonjakan Kasus Covid-19
Dr Zhu dan timnya berpendapat bahwa aktivitas yang meningkat ini bisa membuat seseorang lebih peka terhadap rasa garam, sehingga bisa menikmati makanan yang kurang asin sama enaknya.
Meski demikian, harus diketahui bahwa garam sangat penting bagi kesehatan, karena tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri dan membutuhkannya agar berfungsi dengan baik.
Namun kelebihan garam dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
Faktanya sebagian besar orang mengkonsumsi garam jauh lebih banyak daripada yang disarankan oleh American Heart Association (AHA) yang merekomendasikan 2.400 miligram garam per hari.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona dari Inggris Kabarnya Masuk Surabaya, Benarkah?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar