Mengenai obat anti inflamasi untuk mengbobati pasien Covid-19, melansir News Medical Life sciences (16 November 2020) dengan judul artikel 'Study explains why anti-inflammatory drugs benefit only few people with severe COVID-19', menyebutkan pada temuan ilmiah 13 November 2020 di Science Advances, dijelaskan obat anti-inflamasi seperti deksametason hanya bermanfaat bagi sebagian kecil orang dengan COVID-19 parah.
Masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan pernapasan pada COVID- 19 pasien.
Tapi, dalam artikel ilmiah dengan judul 'COVID-19: Review on latest available drugs and therapies against SARS-CoV-2. Coagulation and inflammation cross-talking' yang dipublish di sciencedirect.com, disebutkan bahwa SARS-CoV-2 adalah agen yang bertanggung jawab atas Covid-19.
Infeksi Covid-19 tersebut dibagi menjadi tiga fase: infeksi ringan, fase paru, dan fase inflamasi.
Untuik pengobatannya, pasien dengan masalah paru, bisa dengan Hydroxychloroquine, Remdesivir, Lopinavir / Ritonavir.
Bagi pasien yang ada dalam fase inflamasi, pilihan pengobatannya Tocilizumab, Anakinra, Baricitinib, Eculizumab, Emapalumab dan Heparin.
Obat-obatan tersebut dalam uji klinis pada manusia mulai menunjukkan beberapa hasil.
Memang dalam beberapa kasus seperti Remdesivir dan kortikosteroid, masih kontroversial hingga saat ini.
Mendukung pengobatan bagi pasien Covid-19 dengan obat antiinflamasi pun diulas oleh PMC, US National Library of Medicine National Institure of Health.
Ddalam artikel ilmiahnya yang berjudul 'Non-steroidal anti-inflammatory drugs, prostaglandins, and COVID-19', disebutkan obat antiinflamasi non steroid (NSAID) adalah obat yang sangat banyak digunakan untuk meredakan demam, nyeri, dan peradangan (gejala umum pasien COVID-19).
Obat anti inflamasi ini bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin (PG) secara efektif melalui penghambatan enzim siklooksanase.
Baca Juga: Tokoh Agama Banyak yang Wafat, Doni Monardo: 'Klaster Keagamaan Paling Banyak Menyumbang Covid-19'
Source | : | intisari-online,sciencedirect.com,News-medical.net,US National Library of Medicine National Institure of Health,hmpf.fa.itb.ac.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar