Sampai-sampai, 1991 kopi dimasukkan dalam daftar kemungkinan karsinogen oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, pada 2016, kopi dibebaskan dari tuduhan tersebut.
Sebab penelitian menemukan bahwa minuman itu tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker.
Malah justru sebaliknya, dengan rutin mengonsumsi kopi secara bijak, ada penurunan risiko kanker tertentu.
Baca Juga: Thailand Gunakan Sambiloto Untuk Pengobatan Covid-19, Apa Khasiatnya?
Penelitian tambahan yang terkumpul menunjukkan, ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, kopi dapat dianggap sebagai minuman yang sehat.
Kafein dosis rendah hingga sedang (50-300 mg) dapat menyebabkan peningkatan kewaspadaan, energi, dan kemampuan untuk berkonsentrasi.
Ssedangkan dosis yang lebih tinggi dapat memiliki efek negatif seperti kecemasan, kegelisahan, insomnia, dan peningkatan detak jantung.
Namun, penelitian kumulatif tentang kopi menunjukkan arah manfaat kesehatan.
Baca Juga: American Academy of Pediatrics; Jauhkan Hand Sanitizer dari Anak-anak, Bisa Keracunan!
Penting diingat, secangkir kopi yang dipesan dari kedai kopi kemungkinan besar berbeda dengan kopi yang diseduh di rumah.
Ingat pula, respons manusia terhadap kopi atau kafein juga dapat sangat bervariasi antar individu.
Baca Juga: Bukan Disuntik, WHO Isyaratkan Vaksin Covid-19 Cukup dengan Dihirup Lewat Hidung
Source | : | LifeHack,Science Daily,hsph.harvard.edu |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar