HILO ini, ketika tumbuh dalam lingkungan 3D yang meniru pankreas dan kemudian dilengkapi dengan "sakelar genetik", berhasil menghasilkan insulin dan mampu mengatur glukosa darah saat ditransplantasikan ke tikus diabetes.
Lihat postingan ini di Instagram
"Di masa lalu, fungsi ini hanya tercapai setelah pematangan selama sebulan pada hewan hidup," kata Ronald Evans, direktur Lab Ekspresi Gen di Salk Institute for Biological Studies.
"Terobosan ini memungkinkan produksi HILO fungsional yang aktif pada hari pertama transplantasi, menempatkan kami lebih dekat dengan aplikasi klinis," kata Evans, yang memimpin penelitian tersebut, kepada Kantor Berita Perancis, Agence France-Presse (AFP) pada 20 Januari 2020.
Setelah menemukan cara potensial untuk menyelesaikan masalah rantai pasokan, para ilmuwan kemudian berusaha untuk mengatasi masalah penolakan kekebalan.
Mereka fokus pada sesuatu yang disebut PD-L1, yang disebut protein checkpoint yang diketahui menghambat respons kekebalan tubuh.
Dalam perawatan kanker, obat kadang-kadang digunakan untuk memblokir PD-L1, meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap sel kanker. Tim secara efektif membalik proses itu dan mendorong HILO untuk mengekspresikan protein dalam upaya mengecoh sistem kekebalan.
Baca Juga: Berani Lakukan Testing 12 Kali Lipat Standar WHO, Satgas Covid-19 Minta Daerah Belajar dari DKI
Baca Juga: Tips dan Trik Berdandan Cepat, Dijamin Segera Cantik dan Glowing
“Biasanya, sel manusia yang ditempatkan pada tikus akan hilang dalam satu atau dua hari,” kata Evans. "Kami menemukan cara untuk membuat perisai kekebalan yang membuat sel manusia tidak terlihat oleh sistem kekebalan."
Source | : | Medical News Today,Agence France Presse |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar