GridHEALTH.id - Belakangan kasus tenaga kesehatan (nakes) dan tokoh masyarakat yang positif virus corona (Covid-19) kembali terjadi.
Kasus ini pun kembali mengundang rasa penasaran masyarakat akan penyebab kejadian tersebut.
Bahkan tak sedikit yang kembali meragukan keamanan vaksin Covid-19 yang digunakan dalam program vvaksinasi nasional oleh pemerintah.
Baca Juga: Ini Alasannya Pengidap Autoimun Tak Boleh Terima Vaksin Covid-19
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid akhirnya angkat bicara saat Konferensi Pers Daring Kementerian Kesehatan pada Senin (22/2/2021).
Dalam konferensi pers tersebut dr Nadia pun mengungkap penyebab mengapa seorang nakes bisa positif Covid-19 usai disuntik vaksin pertama.
Menurutnya sangat mungkin Nakes atau tokoh masyarakat terpapar Covid-19 sebelum mendapatkan vaksinasi.
Mengingat bahwa masa inkubasi virus tersebut dalam rentang 1-14 hari.
Maka pada saat penyuntikan pertama belum ditemukan gejala.
Diketahui 40% kasus Covid-19 merupakan bergejala dan sisanya 60% bergejala ringan hingga tanpa gejala.
Baca Juga: Waduh, Hanya Karena Ini Tentara Amerika Menolak Disuntik Vaksin Covid-19
"Sangat mungkin tenaga kesehatan maupun berapa tokoh masyarakat yang mereka diketahui positif covid setelah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, ini mereka terpapar oleh virus covid-19 sebelum vaksinasi, tetapi pada saat vaksinasi mereka belum memiliki gejala covid-19," jelas dr Nadia.
Untuk vaksin Sinovac sendiri merupakan vaksin yang berisikan virus yang sudah mati.
Serta juga sudah ditentukan berapa dosis dalam penyuntikan kepada sasaran.
"Vaksinasi dimana dia tidak akan menimbulkan penyakit, tetapi dia mampu merangsang ataupun menstimulus tubuh kita untuk merespons terhadap antigen atau virus yang tadi sudah dimatikan. Sehingga dengan respons tersebut tubuh kita bisa memberi memberikan antibodi yang tentunya sudah bisa siap kalau nanti kita akan tertular virus Covid-19," ujarnya.
Selain itu, vaksin Sinovac juga telah dinyatakan aman dan bermutu dan sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dimana Nadia menegaskan bahwa, vaksin tersebut sudah betul-betul dilihat dan dikaji terkait aspek keamanan, sehingga dipastikan bahwa penyuntikan vaksin nantinya tidak menimbulkan penyakit pada penerimanya.
"Vaksinasi tersebut juga telah kita lakukan kepada tenaga kesehatan yang berusia 60 tahun keatas dan hingga saat ini kita tidak menerima laporan ataupun adanya kasus kejadian ikutan pasca imunisasi yang signifikan," imbuhnya.
Baca Juga: Dendritic Cell Untuk Vaksin Covid-19 dan Polemiknya di Indonesia, Politis atau Ilmiah?
Sementara vaksinasi sendiri diketahui merupakan proses pemberian vaksin, baik itu disuntik atau diteteskan pada mulut untuk memicu produksi antibodi yang memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi.
Sementara vaksin adalah produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Dikutip dari NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.(*)
Baca Juga: Catat, Kelompok Komorbid Tidak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Jika Mengalami Kondisi Ini
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar