GridHEALTH.id - Program vaksinasi Covid-19 untuk lansia di Indonesia telah dimulai.
Untuk mendapatkan vaksin Covid-19 bagi lansia, harus lolos skrining tertentu.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Redakan Stres dengan Energi Positif, Ini caranya
Vaksinasi Covid-19 untuk kalangan lansia (berusia di atas 60 tahun) boleh dilaksanakan dengan syarat:
1. Tidak kesulitan naik 10 anak tangga
2. Tidak sering merasa kelelahan
3. Memiliki kurang dari lima penyakit berikut, di antaranya: hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, penyakit ginjal.
4. Tidak kesulitan jalan kaki antara 100-200 meter
5. Tidak mengalami penurunan berat badan drastis dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Mematahui kriteria di atas penting ditaati lansia juga tenaga medis yang melakukan pemeriksaan kepada lanasia sebelum memnberikan vaksin Covid-19.
Baca Juga: PBB Bunyikan Alarm Atas Kematian Anak di Asia Akibat Covid-19
Meskipun Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan tidak ada efek samping vaksin Covid-19 bagi lansia.
"Dengan data yang dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping yang serius, uji klinis fase ketiga di Brazil dilakukan terhadap 600 lanjut usia dengan hasil aman dan tanpa ada dampak serius," jelas Penny, Senin (8/2/2021).
Kalaupun ada efek, umumnya ringan, seperti nyeri, mual, demam, bengkak, dan sakit kepala.
"Reaksi vaksinasi lansia dengan (vaksinasi untuk usia) 18-59 tahun sebenarnya tidak ada bedanya," tambahnya.
Tapi belum lama dilaporkan ada lansia di Banyumas, Jawa Tengah meninggal dunia usai menjalani vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: MUI Sarankan Vaksinasi di Malam Hari Saat Ramadhan, Kemenkes: 'Siapa yang Akan Datang?'
Lansia tersebut berjelanis kelamin perempuan yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 pada Senin, 8 Maret 2021.
"Perempuan berusia 75 tahun itu divaksin pada hari Senin, 8 Maret dan pada hari itu ada 2.500 lansia yang mendapatkan vaksinasi Covid-19," kata Bupati Banyumas Achmad Husein kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa, 9 April 2021, mengutip Liputan6.com (17 Maret 2021).
Almarhum menurut Achmad Husein sudah lolos skrining sehingga dinilai layak mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Namun beberapa jam almarhum kembali ke rumah sekitar pukul 11.30 WIB, tak lama sore harinya pukul 17.00 WIB dia jatuh terduduk di lantai dan dibawa ke rumah sakit (RS), hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
"Saat dibawa ke IGD RSUD Banyumas masih dalam kondisi sadar. Bahkan, saat berada di IGD masih bisa istighfar, hanya saja kondisinya gelisah," paparnya.
Berdasarkan data dari RSUD Banyumas, kondisi umum lansia tersebut gelisah dengan kelemahan anggota gerak bagian kiri, tanpa batuk maupun demam, namun napasnya cepat.
Menurut dia, lansia tersebut diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes melitus dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Mengenai kejadian itu. Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari menyatakan lansia tersebut meninggal bukan karena vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: Gejala Kekurangan Zat Besi pada Anak, Dampak dan Cara Mengatasinya juga Mencegahnya
"Penyebab meninggal bukan disebabkan vaksinasi Covid-19," ujar Hindra, melansir merdeka.com, Senin, 15 Maret 2021.
Mengenai hal ini, Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga menyampaikan lansia tersebut meninggal karena serangan jantung, bukan vaksinasi Covid-19.
"Dari informasi, penyebab kematian bukan (karena) vaksin Covid-19, tapi serangan jantung," tegas Nadia.
Senada, Dinas Kesehatan Jawa Tengah juga menyebut keduanya meninggal bukan karena efek Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), tapi adanya serangan jantung.
"Setelah kita cek ternyata almarhum punya penyakit penyerta serangan jantung," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo.(*)
Baca Juga: Buat Penampilan Lebih Percaya Diri, Kenali Prosedur Tummy Tuck yang Bikin Perut Lebih Kencang
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | merdeka.com,liputan 6,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar