GridHEALTH.id - Program vaksinasi di Indonesia telah masuk ke tahap ke 2.
Dimana pekerja publik dan orang lanjut usia (lansia) menjadi sasaran utama di tahapan kali ini.
Sayangnya dalam pelaksanaannya, tak sedikit yang masih bingung bagaimana mempersiapkan kondisi tubuh sebelum disuntik vaksin virus corona (Covid-19).
Bahkan banyak juga yang mempertanyakan bagaimana jika kita begadang atau kurang tidur sebelum vaksinasi dilakukan.
Apakah diperbolehkan? dan apa akibatnya?
Diketahui vaksinasi adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntik atau diteteskan pada mulut guna memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi.
Sementara vaksin adalah produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.
Baca Juga: MUI Sarankan Vaksinasi di Malam Hari Saat Ramadhan, Kemenkes: 'Siapa yang Akan Datang?'
Menanggapi pertanyaan diatas, nyatanya bukan masalah boleh tidak boleh jika kita begadang sebelum divaksin Covid-19.
Akan tetapi memang ada akibatnya tersendiri jika kita kurang tidur sebelum vaksinasi dilakukan.
Menurut Dr Andreas Prasdja RPSGT dari Snoring & Sleep Disorder Clinic, RS Mitra Kemayoran Jakarta, orang yang kurang tidur sebelum disuntik vaksin Covid-19 berisiko mengalami peradangan di dalam tubuhnya.
"Kurang tidur itu erat kaitannya dengan vaksinasi. Kalau sebelum vaksinasi harusnya tidurnya cukup, maka responnya akan baik," kata Dr Andreas dalam acara virtual media briefing bertajuk Mengejar Mimpi di Tengah Pandemi, Selasa (16/3/2021).
Baca Juga: Ternyata Karena Hal Ini Vaksin AstraZeneca Tak Direkomendasikan BPOM
Andreas mengatakan seringkali partisipan penerima vaksin merasakan respons tubuhnya tidak baik.
Peradangan dalam tubuh terjadi jika kita pada malam hari, sebelum vaksinasi Covid-19, waktu tidur mereka kurang dari ideal.
Lama tidur yang ideal diketahui adalah 6,5-8 jam pada malam hari.
Kurang atau lebih dari waktu tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan secara fisik maupun psikis orang tersebut.
"Daya tahan tubuhnya baik dan akan awet (pada orang tidur cukup) dibandingkan dengan orang yang kurang tidur (sebelum divaksin)," ujarnya.
Daya tahan tubuh yang tidak optimal pada orang yang kurang tidur ini akan berakibat pada tingginya hormon stres yang dihasilkan.
Baca Juga: Dulu Tak Percaya Bahaya Covid-19, Kini Donald Trump Akui Pendukungnya Harus Ikut Disuntik Vaksin
Sehingga, setelah suntik vaksin Covid-19, efek yang dirasakan terasa peradangan dalam tubuh.
"Hormon stres akan meningkatkan sel-sel inflamasi atau meningkatkan peradangan di dalam tubuh," ujarnya.
Ia menegaskan, dari berbagai riset jelas menunjukkan bahwa erat kaitannya sel-sel inflamasi dengan berbagai gangguan pada proses tidur.
Ada banyak sekali gangguan proses tidur, diantaranya seperti insomnia, hypersomnia, tidur berjalan, nightmare, sleep terror, sleep apnea, hingga yang terbaru dikenal dengan istilah coronasomnia.
Oleh karena itu, penting bagi penerima vaksin untuk mengantisipasi efek vaksinasi yang kurang baik bagi tubuh tersebut
Andreas mengingatkan agar masyarakat atau partisipan yang mendapatkan kesempatan vaksinasi Covid-19 jangan sampai kurang tidur di malam hari, makan makanan bergizi sebelum suntik vaksin Covid-19 keesokan harinya, serta jangan lupa sarapan.(*)
Baca Juga: Jangan Minum Obat Ini Saat Akan Divaksin Covid-19, Risikonya Bisa Fatal
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar