Melansir laman World Health Organization (WHO) (28 Mei 2019) dari artikel 'Burn-out an "occupational phenomenon": International Classification of Diseases', disebutkan Burnout Syndrome didefinisikan dalam ICD-11 ditandai dengan tiga dimensi:
* Perasaan kehabisan energi atau kelelahan;
* peningkatan jarak mental dari pekerjaan seseorang, atau perasaan negativisme atau sinisme terkait dengan pekerjaan seseorang; dan
* mengurangi kemanjuran profesional.
Burnout Syndrome juga termasuk dalam ICD-10, dalam kategori yang sama seperti di ICD-11, tetapi definisinya sekarang lebih rinci.
Organisasi Kesehatan Dunia akan memulai pengembangan pedoman berbasis bukti tentang kesejahteraan mental di tempat kerja.
Baca Juga: Obat Covid-19 Buatan Rusia Ini Sudah Sah Digunakan di Indonesia, Hanya Untuk Pasien Tertentu
Penting juga diketahui, Burnout Syndrome tidak dapat hilang dengan sendirinya dan bahkan dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti depresi, penyakit jantung, dan diabetes.
Berikut ini adalah beberapa gejala umum burnout syndrome yang penting untuk diketahui, terutama bagi para pekerja, yang dikutip dari Healthline.
Kelelahan
Bukan sekedar kelelahan biasa, kelelahan sebagai gejala burnout syndrome bisa dirasakan dari mulai fisik hingga emosional.
Selain itu, kelelahan ekstrem karena burnout ini juga dapat memicu gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, kehilangan nafsu makan, dan sulit tidur.
Merasa terisolasi
Orang yang mengalami burnout cenderung merasa terbebani dengan beban pekerjaannya yang menumpuk.
Perasaan ini akhirnya membuat mereka merasa terisolasi hingga mereka mungkin berhenti bersosialisasi dengan teman, anggota keluarga, atau rekan kerja.
Baca Juga: Makanan Penurun Trigliserida Agar Terhindar dari Serangan Jantung
Source | : | World Health Organization |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar