GridHEALTH.id - Dampak yang ditimbulkan dari tragedi kebakaran kilang minyak di Balongan, Indramayu, Jawa Barat sungguh luar biasa.
Dimana akibat tragedi tersebut ribuan warga disekitar lokasi harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Selain itu, kesehatan mereka pun kini terancam akibat zat toksik yang muncul pasca terbakarnya kilang minyak Balongan.
Baca Juga: Pabrik Vaksin Covid-19 Terbesar Dunia Terbakar, CEO Sebut Amankan Produk AstraZeneca
Menurut Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar, setidaknya ada tiga desa yang terdampak oleh kecelakaan ini, yaitu Balongan, Majakerta dan Sukahurip.
Dilansir dari Tribunnews.com (29/3/2021) sebanyak 1.000 orang lebih dari 3 desa itu mengungsi ke Pendopo Indramayu.
"Mereka ketakutan trauma karena ledakan. Tapi kita sudah atasi. Kita jamin kesehatan pengungsi termasuk biaya perawatan, dan pihak Pertamina juga menanggung. Dampak ini juga ada korban dirawat di rumah sakit," kata Nina.
Baca Juga: Cara Mencegah Penuaan Dini Pada Kulit, Coba Mulai dari Hal Simpel Ini
Nina juga menjelaskan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu terdapat 21 orang menjadi korban.
Dari jumlah tersebut, 14 orang luka bakar ringan dan sedang, serta 7 orang luka bakar berat.
Dari 7 orang luka bakar berat tersebut, 2 di antaranya dirawat di RSUD Indramayu dan 5 di RSUD Gunung Jati Cirebon.
"Kebakarannya itu di bagian tengki. Kan di situ tangki ada empat, jadi itu yang terbakar. Tapi semua pengungsi akan kita tangani dengan baik," ujar Nina.
Sementara itu, terkait ancaman kesehatan yang muncul akibat terbakarnya kilang minyak Balungan diungkap oleh Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlang Samoedro,
Dalam sebuah wawancara di acara Selamat Pagi Indonesia yang disiarkan metrotvnews.com (30/3/2021), Erlang mengatakan bahwa bahan bakar yang terbakar dalam tragedi itu akan menghasilkan zat toksik di udara berupa karbon, sulfur, nitrogen, hidrokarbon dan zat lainnya.
"Semua itu adalah zat-zat yang berbahaya jika masuk ke dalam tubuh, apalagi dalam jumlah yang banyak, terangya.
Menurut Erlang CO (Karbon) adalah suatu zat yang tersebar di udara sama seperti asap yang berasal dari knalpot motor.
"Jika kita menghirup zat tersebut dalam jumlah yang banyak tubuh bisa melemah atau bahkan mengakibatkan meninggal dunia."
Zar toksik yang muncul akibat pembakaran akan mempengaruhi hemoglobin dalam darah, yang membuat kadar oksigen dalam darah berkurang dan justru dipenuhi oleh karbon.
Alhasil jika terus dibiarkan paparan udara buruk itu bukan tidak mungkin akan menyebabkan kematian.
"Ketika zat-zat berbahaya itu terhirup dan masuk ke dalam tubuh bisa menyebakan kerusakan di epitel saluran pernapasan, otomatis refleks pertama dari tubuh adalah batuk."
Baca Juga: Efektivitas Masker Bisa Berkurang Drastis Pada Pria Berjenggot, Ini Fakta dan Sebabnya
Jika kerusakan yang terjaadi pada paru semakin banyak, maka seseorang berpotensi mengalami penyakit infeksi
"Ketika kita menghirup zat-zat toksik tadi, terjadi kerusakan di saluran napas nah itu akan memudahkan bakteri dan virus untuk masuk jadi akibatnya bisa terjadi infeksi di paru-paru."
"Dampak jangka panjang akibat zat-zat berbahaya tadi seseorang bisa mengalami penyakit paru obstruktif Kronik (PPOK) sampai dengan kanker paru." jelas Erlang.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Metrotvnews.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar