Di luar masalah finansial sebenarnya melahirkan terlalu sering berisiko buruk bagi kesehatan ibu dan bayi.
"Makin sering hamil, makin buruk dampaknya bagi kesehatan karena meningkatkan risiko kematian ibu," kata Dr.Philip Darney, direktur Bixby Center for Global Reproductive Health, Universitas California, AS, seperti dikutip dari American Pregnancy Association.
Menurut Darney, wanita yang melahirkan anak lima orang atau lebih memiliki risiko kehamilan bermasalah. Salah satu komplikasi yang mungkin dialami adalah perdarahan saat persalinan.
Di Indonesia sendiri, saat ini perdarahan masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat melahirkan.
Rahim, organ tempat janin berkembang, terdiri dari jaringan otot. Kehamilan yang terlalu rapat akan mengendurkan otot-otot tersebut sehingga setelah persalinan rahim menjadi sulit berkontraksi untuk kembali ke ukurannya yang semula dan terjadilah perdarahan. Obat-obatan biasanya juga kurang berhasil mengatasinya.
Menurut penjelasan dr.Prima Progestian, Sp.OG, dikutip dari Kompas.com (12/12/2016), selain risiko perdarahan ada beberapa risiko yang harus dihadapi wanita yang melahirkan terlalu sering.
Baca Juga: Sakit Punggung, 90% Orang Dewasa Mengalaminya, Cegah Sebelum Terjadi
Baca Juga: Hasil Penelitian: Terapi Musik Meningkatkan Harga Diri Remaja
1. Risiko placenta previa dan plasenta akreta meningkat. Placenta previa adalah kelainan letak plasenta yang seharusnya di atas rahim malah di bawah, sehingga menutupi jalan lahir.
Source | : | Kompas.com,American Pregnancy Association,Tribun News |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar