GridHEALTH.id - Dalam satu kesempatan, anggota DPR RI Dedi Mulyadi menemui Mak Eros. Mak Eros disebut Dedi sebagai wanita tangguh yang sudah melahirkan 25 orang anak (Tribun News, 04/04/2021).
Dari 25 orang anak itu, 18 orang hidup sampai dewasa, 5 orang meninggal saat bocah, dan 2 lainnya keguguran.
Sejak dulu Mak Eros dan suaminya sehari-hari berjualan bahan makanan milik orang lain. Mak Eros dan suaminya hanya menjualkan barang dan dari hasil pekerjaannya itu mendapatkan komisi yang terbilang kecil.
Namun dari uang sekecil itu pula, Mak Eros dan suaminya mampu membesarkan 18 orang anaknya. Dan hingga kini Mak Eros dan suaminya masih tetap berjualan.
Dalam perbincangan antara Mak Eros dengan Dedi Mulyadi itu ada hal unik yang terungkap. Setelah baru melahirkan salah satu anaknya pada pukul 04.00 subuh, pada pukul 06.00 pagi Mak Eros sudah keluar rumah untuk kembali berjualan bahan makanan secara berkeliling.
Meskipun Dedi Mulyadi sempat menyebut bahwa Mak Eros adalah wanita tangguh, memiliki banyak anak dari segi kesehatan perempuan sangat tidak dianjurkan. Ada risiko keseringan melahirkan.
Baca Juga: Banyak anak Banyak Rezeki? yang Ada Ibu Terkena Radang Gusi dan Giginya Ompong
Baca Juga: Imbauan IDI, Tak Perlu Khawatir Suntikan Vaksin Covid-19 di Masa Puasa
Saat inipun, memiliki banyak anak kini kurang diminati para orangtua dengan alasan biaya hidup dan pendidikan yang semakin mahal.
Di luar masalah finansial sebenarnya melahirkan terlalu sering berisiko buruk bagi kesehatan ibu dan bayi.
"Makin sering hamil, makin buruk dampaknya bagi kesehatan karena meningkatkan risiko kematian ibu," kata Dr.Philip Darney, direktur Bixby Center for Global Reproductive Health, Universitas California, AS, seperti dikutip dari American Pregnancy Association.
Menurut Darney, wanita yang melahirkan anak lima orang atau lebih memiliki risiko kehamilan bermasalah. Salah satu komplikasi yang mungkin dialami adalah perdarahan saat persalinan.
Di Indonesia sendiri, saat ini perdarahan masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat melahirkan.
Rahim, organ tempat janin berkembang, terdiri dari jaringan otot. Kehamilan yang terlalu rapat akan mengendurkan otot-otot tersebut sehingga setelah persalinan rahim menjadi sulit berkontraksi untuk kembali ke ukurannya yang semula dan terjadilah perdarahan. Obat-obatan biasanya juga kurang berhasil mengatasinya.
Menurut penjelasan dr.Prima Progestian, Sp.OG, dikutip dari Kompas.com (12/12/2016), selain risiko perdarahan ada beberapa risiko yang harus dihadapi wanita yang melahirkan terlalu sering.
Baca Juga: Sakit Punggung, 90% Orang Dewasa Mengalaminya, Cegah Sebelum Terjadi
Baca Juga: Hasil Penelitian: Terapi Musik Meningkatkan Harga Diri Remaja
1. Risiko placenta previa dan plasenta akreta meningkat. Placenta previa adalah kelainan letak plasenta yang seharusnya di atas rahim malah di bawah, sehingga menutupi jalan lahir.
2. Meningkatnya intervensi dalam persalinan seperti pemasangan infus atau induksi (rangsangan) agar tanda persalinan muncul. Induksi bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan atau memecahkan kantung ketuban.
Lihat postingan ini di Instagram
3. Usia ibu yang terlalu tua juga menyebabkan risiko kecacatan janin, komplikasi pada ibu (preeklampsia atau diabetes gestasional).
4. Risiko bayi dilahirkan prematur akibat jaringan parut dari kehamilan sebelumnya bisa menyebabkan masalah pada plasenta bayi.
Menurut dr.Prima, meski sampai sekarang belum ada batasan pasti berapa banyak ibu boleh hamil dan dioperasi caesar, namun menurut riset diperoleh kurva bahwa melahirkan anak di atas tiga orang maka risiko komplikasi akan meningkat.
Baca Juga: Tiga Langkah Mencegah Pneumonia Pada Anak, Penyebab Kematian Anak Tertinggi di Dunia
Baca Juga: Ini Dia 4 Tips Untuk Menjaga Kesehatan Sistem Muskuloskeletal
"Untuk operasi sesar ada konsensus bahwa batasannya tidak lebih dari tiga kali," katanya.
Terbukti, Mak Eros pun sempat mengalami keguguran dua kali, dan 5 anaknya meninggal saat bocah (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Kompas.com,American Pregnancy Association,Tribun News |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar