GridHEALTH.id - Hipertensi labil adalah ketika tekanan darah tiba-tiba dan berulang kali berubah dari normal menjadi sangat tinggi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang disebut sebagai "silent killer", adalah penyakit umum yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia.
Tekanan darah tinggi adalah ketika tekanan darah yang mendorong dinding pembuluh darah Andaai tekanan darah tinggi.
Pada hipertensi labil, perubahan ini jauh lebih besar dari biasanya. Hipertensi labil adalah ketika tekanan darah terus berfluktuasi dari normal ke tingkat tinggi yang tidak normal.
Dengan kata lain, ini mengacu pada peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba. Ini biasanya disebabkan oleh situasi stres yang menyebabkan kecemasan. Namun, ada banyak faktor lain yang berkontribusi pada timbulnya hipertensi labil.
Dr. Deepak L. Bhatt, M.D., M.P.H. dari Harvard Health menyebutkan beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan timbulnya masalah hipertensi labil yaitu makan makanan tinggi natrium, konsumsi kopi yang berlebihan, kurang tidur, kurangnya aktivitas fisik dan obat antiinflamasi nonsteroid.
Baca Juga: Saran Dokter, Aturan Olahraga Aman untuk Penyandang Hipertensi
Baca Juga: Ngeri, Tes Acak yang Dilakukan Ke Pemudik Temukan 4123 Kasus Positif Covid-19!
Menurut Dr. Deepak, “Cara terbaik untuk mendiagnosis hipertensi labil adalah dengan pemantauan tekanan darah rawat jalan. Anda memakai perangkat yang secara otomatis mengukur tekanan darah Anda setiap 15 hingga 30 menit di siang hari dan setiap 30 hingga 60 menit di malam hari.
Beberapa orang khawatir mereka tidak akan bisa tidur dengan borgol yang mengembang sepanjang malam, tapi itu tidak mengganggu seperti yang Anda kira. Hasil pembacaan memungkinkan dokter Anda untuk menentukan sumber lonjakan tekanan darah Anda. "
Lihat postingan ini di Instagram
Gaya hidup memainkan peran integral dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Jika seseorang telah didiagnosis dengan hipertensi labil atau ingin mengontrol tekanan darah, berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu;
Jaga berat badan
Jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat membantu mengontrol tekanan darah.
Penambahan berat badan merupakan faktor penyebab utama hipertensi, jadi mengawasi lingkar pinggang akan membantu mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
Terus bergerak
Aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah . Melakukan olahraga minimal 30 menit 5 hari seminggu dapat meningkatkan tekanan darah ke tingkat yang lebih aman.
Baca Juga: Komedian Sapri Pantun Meninggal Akibat Diabetes, Waspada, Pria Lebih Berisiko Mengalami Penyakit Ini
Baca Juga: Fakta Perubahan Iklim Bisa Jadi Penyebab Munculnya Jerawat, Studi
Makan makanan yang sehat
Mengonsumsi makanan yang terdiri dari biji-bijian, sayuran hijau, produk susu rendah lemak, buah-buahan dapat membantu menurunkan risiko terserang penyakit.
Sertakan makanan yang kaya kalium karena akan mengurangi efek natrium pada tubuh dan menurunkan tekanan darah.
Kurangi natrium dalam makanan
Berbicara tentang natrium, sebaiknya kurangi makanan yang tinggi garam. Pilih alternatif makanan dan minuman rendah natrium, kurangi makan makanan olahan, hindari menambahkan garam ekstra ke makanan, dan kurangi secara perlahan.
Berhenti merokok
Dengan setiap batang rokok, kita meningkatkan risiko terkena hipertensi dan penyakit jantung. Berhenti merokok dapat membantu tekanan darah kembali normal dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Kurangi asupan kafein
Terlalu banyak kafein berkontribusi pada angka tekanan darah yang terganggu. Yang pasti, periksa tekanan darah setidaknya tiga puluh menit setelah minum minuman berkafein. Jika melihat peningkatan 5-10 mm Hg, kita harus mengurangi asupan kafein.
Baca Juga: Waspada, Osteoporosis Tak Hanya Menyerang Lansia, Tapi Juga Orang Muda
Baca Juga: Rumah Sakit Tidak Higienis Membunuh Setengah Juta Bayi Setiap Tahun, WHO
Hindari stres
Stres kronis juga menyebabkan tekanan darah tinggi. Cobalah untuk mengatasi masalah dan hindari pemicu stres untuk menjaga tekanan darah tetap terkendali. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar