GridHEALTH.id - Bagaikan disambar petir, kita mungkin tak akan pernah melupakan saat dokter memberikan kabar hasil diagnosis bahwa kita sudah menyandang diabetes tipe 2.
Rolllercoaster emosi mengikuti, padahal bila kita jeli, mungkin selama satu dekade terakhir dokter sudah memperingatkan bahwa kita mungkin sudah terkena pradiabetes.
Dokter meminta mengubah kita gaya hidup, tetap kita adem ayem saja mendengarkannya. Kini 'vonis' itu tiba, perasaan itu muncul, 'mengapa saya yang kena'?
Pertama, ketahuilah bahwa emosi yang muncul ini sah-sah saja dan sepenuhnya normal.
Sungguh luar biasa mengetahui bahwa kita mengidap penyakit kronis seperti diabetes tipe 2.
Dan itu bisa membuat kita merasa seolah-olah kita tidak memiliki banyak kendali atas kesehatan dan kehidupan kita saat ini.
Baca Juga: Daun Salam, Membantu Mengatur Kadar Gula Penyandang Diabetes Tipe 2
Baca Juga: Pertanyaan Awam, 'Apakah Vaksin Covid-19 Saya Berhasil Jika Saya Tidak Mengalami Efek Samping?'
Jangan khawatir, kita tidak sendirian. Puluhan juta manusia di luar sana menyandang predikat yang sama (diabetes tipe 2).
Maka yang perlu kita lakukan adalah memberdayakan diri sendiri agar diabetes ini tidak berkembang menjadi komplikasi.
Mulai dari memantau kadar glukosa dengan alat paling akurat hingga mengubah pola makan tanpa menyakiti diri sendiri, untuk membuat perjalanan ini lebih mudah dikelola.
Berikut ada enam 6 hal penting yang perlu diingat ketika dokter mendiagnosis kita sebagai penyandang diabetes tipe 2:
1. Jangan menyalahkan diri sendiri
Ya, faktor gaya hidup dapat menyebabkan diabetes tipe 2, kelebihan berat badan, tidak banyak bergerak, dan kurang tidur adalah beberapa di antaranya.
Tapi itu belum semuanya. Genetika bisa memainkan peran besar dalam diagnosis. Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko seumur hidup kita terkena diabetes tipe 2 adalah 40% jika memiliki satu orang tua dengan kondisi tersebut, dan 70% jika kedua orangua hidup dengan diabetes tipe 2.
Ras juga dapat berkontribusi pada diagnosis. Menurut pedoman terbaru American Diabetes Association (ADA) , orang Asia Selatan, Cina, dan kulit hitam paling berisiko terkena diabetes.
Baca Juga: Tetap Tak Tergantikan, ASI Meningkatkan Kekebalan Terhadap Penyakit Infeksi Bayi
Baca Juga: Cara Mudah Turunkan Berat Badan, Cukup Perlu Rajin Menyikat Gigi !
Jadi, meskipun gaya hidup dapat memicu penyakit tersebut, kecenderungan untuk mengembangkan diabetes tipe 2 mungkin merupakan sesuatu yang benar-benar di luar kendali kita.
2. Lakukan perubahan pola makan
Mengelola asupan karbohidrat dapat membantu membalikkan beberapa efek diabetes tipe 2.
Diketahui bahwa karbohidrat, terutama yang diproses dengan gula rafinasi, meningkatkan kadar gula darah lebih dari lemak atau protein. Jadi, membatasi asupan ini sangat membantu.
3. Pantau gula darah secara teratur
Memantau kadar gula darah dengan pengukur glukosa darah dapat membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih mudah dikelola.
Mengetahui gula darah puasa, seperti apa kadar dua jam setelah makan, dan bahkan di mana sebelum dan sesudah olahraga dapat membantu mengidentifikasi pola dan mempermudah untuk menentukan makanan dan waktu makan mana yang paling cocok untuk kita.
4. Jangan malas bergerak
Manfaat olahraga bagi kita semua tidak terbatas, tetapi bagi mereka yang hidup dengan diabetes tipe 2, berkeringat dapat menjaga kadar gula darah tetap terkendali, meningkatkan penurunan berat badan, dan mencegah beberapa komplikasi diabetes yang serius seperti penyakit pembuluh darah dan kardiovaskular.
Baca Juga: Kenali Fakta 9 Penyakit yang Dipicu Oleh Akibat Hubungan Seksual
Baca Juga: Wajib Tahu, Kandungan Skincare Untuk Anti-Aging Agar Tak Salah Pilih Produk
Olahraga dapat mengurangi ketergantungan pada obat-obatan oral penurun glukosa dan insulin bagi mereka yang hidup dengan diabetes tipe 2, menurut penelitian terbaru di Mayo Clinic Proceedings.
Rutinitas olahraga tidak harus ekstrem. ADA merekomendasikan berjalan kaki 30 menit setiap hari selama 5 hari saja dalam seminggu, sudah memberikan dampak positif yang luar biasa bagi penyandang diabetes tipe 2.
5. Cari kelompok dukungan
Di luar profesional medis, kita bisa memanfaatkan grup diskusi atau kelompok WA chat sesama penyandang diabetes atau platform media sosial lain untuk berbagi kiat, resep ramah diabetes, dan banyak lagi.
Berbicara dengan orang-orang dalam situasi yang sama dapat terasa memberdayakan dan mengimbangi beberapa efek emosional dari penyakit tersebut.
6. Tidak ada obatnya, tetapi kita dapat mengelola diabetes agar tidak berkembang menjadi komplikasi.
Diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis dan progresif, yang berarti jika tidak mendukung, penyakit ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Tapi tentu tidak selalu.
Baca Juga: Hati-hati, Penyakit Infeksi Usus Bisa Menyebabkan Gagal Ginjal
Baca Juga: Trimester Pertama, Ini Dia Dua Cara Tes Untuk Memastikan Kehamilan
Dibutuhkan kerja keras dan banyak perawatan serta kendali diri untuk mengelola diabetes tipe 2, tetapi itu mungkin dan bisa dilakukan.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Mayo Clinic,Mind Body Green,American Diabetes Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar