Dikutip dari Journal of the Indonesian Nutrtition Association, dengan judul Asupan Gula Garam dan Lemak di Indonesia, ditulis oleh Atmarita (1), Abas B. Jahari (2), Sudikno (2), Moesijanti Soekatri (3) dari (1) Institut Gizi Indonesia/IGI, Jakarta, (2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes, Kemenkes RI, dan (3) Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, Jurusan Gizi, disebutkan:
Untuk Gula, ada dua macam gula yang biasa dikonsumsi, yaitu; gula yang berasal dari buah-buahan, seperti fruktosa, atau berasal dari susu (laktosa), dan gula yang ditambahkan pada makanan dan minuman, seperti gula pasir (sukrosa).
Nah, jenis kedua ini, sukrosa, dikenal sebagai ‘added sugar’, yang kemungkinan berkontribusi terhadap kejadian obesitas, dan penyakit kronis lainnya, termasuk hipertensi.
Baca Juga: Skrining Darah Sebelum Berpasangan, Upaya Memutus Mata Rantai Thalassemia
WHO merekomendasikan konsumsi gula per hari kurang dari 10 persen dari total asupan energi, atau kurang lebih 25 gram per hari untuk kepentingan Kesehatan.
Untuk Garam, yang juga berkontribusi terhadap penyakit kronis, salah satunya hipertensi, WHO merekomendasikan asupan natrium (Na) g/hari 2.400mg atau sekitar 1 sendok teh garam per hari.
Sedangkan rekomendasi nutrisi dari Health Canada, 115 miligram garam per hari untuk hidup sehat.
Mneurut UK RNI (United Kingdom Reference Nutrient Intakes) batas minimum asupan garam manusia 575mg dan maksimum 1.600mg.
Baca Juga: Menderita Sembelit? 5 Jus Lezat Untuk Melancarkan Buang Air Besar
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar