GridHEALTH.id - Orang lanjut usia (lansia) dengan kecepatan berjalan yang melambat tampaknya memiliki risiko demensia yang lebih besar daripada mereka yang berjalan dengan kecepatan lebih cepat, para peneliti telah menemukan.
Temuan yang dipimpin oleh Ruth A. Hackett, dari University College London, menunjukkan bahwa orang yang mengalami penurunan kecepatan berjalan lebih cepat selama periode dua tahun juga berisiko lebih tinggi terkena demensia.
Orang-orang yang memiliki kemampuan yang lebih buruk untuk berpikir dan membuat keputusan, dan mereka yang kemampuan kognitif (berpikir) menurun lebih cepat juga lebih mungkin didiagnosis dengan demensia.
Pada 2018, hampir 47 juta orang di seluruh dunia menderita demensia, masalah memori yang cukup signifikan untuk memengaruhi kemampuan untuk melakukan tugas biasa
Penyebab paling umum dari demensia adalah penyakit Alzheimer, tetapi bentuk lain juga ada.
Baca Juga: Waspadai Plak Gigi, Awal Penyakit Infeksi Mulut Pada Lansia
Baca Juga: Minum Sesuai Dosis Obat, Baiknya dengan Air Hangat atau Air Dingin?
Untuk penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatrics Society, tim peneliti internasional melibatkan hampir 4.000 orang dewasa berusia 60 tahun ke atas untuk mempelajari lebih lanjut tentang perubahan kecepatan berjalan, perubahan kemampuan berpikir dan membuat keputusan, dan demensia.
Mereka menilai kecepatan berjalan peserta pada dua kesempatan pada 2002-2003 dan 2004-2005, dan apakah peserta mengembangkan demensia atau tidak setelah tes dari 2006-2016.
Kemudian, mereka membandingkan orang-orang yang menderita demensia dengan mereka yang tidak.
Baca Juga: 5 Mitos Kecantikan Produk Korea yang Perlu Diketahui Faktanya
Baca Juga: 6 Penyebab Bau Mulut, Wow, Salah Satunya Ternyata Berasal Dari Pikiran!
Namun, perubahan kecepatan berjalan dan perubahan kemampuan orang dewasa yang lebih tua untuk berpikir dan membuat keputusan tidak selalu bekerja sama untuk mempengaruhi risiko pengembangan demensia, catat para peneliti. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | New England Journal of Medicine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar