GridHEALTH.id - Sejak pertengahan tahun lalu, data Covid-19 terus menjadi polemik di negeri ini.
Ada yang menganggap bahwa data Covid-19 di Indonesia tidak sesuai dengan apa yang dipaparkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Bahkan tak sedikit yang menyangkal bahwa data Covid-19 telah dimanipulasi.
Kendati demikian, baru-baru ini, ahli epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengklaim bahwa data Covid-19 yang ada saat ini tidak sesuai dengan data sebenarnya.
Dicky menyebut, kasus Covid-19 di Indonesia bisa saja 8 kali lebih besar.
Melansir dari tayangan di Kompas TV, Dicky menganalogikan bahwa tak sedikit penduduk Indonesia yang tidak mendatangi fasilitas kesehatan saat sakit.
"Yang dilaporkan ada yang bergejala (Covid-19) yang datang ke fasilitas kesehatan, bukannya yang kepalanya di rumah-rumah," uajr Dicky dalam acara Sapa Indonesia, Sabtu (19/6/2021).
Atas dasar ini, ia berasumsi jika data kasus Covid-19 sebenarnya jauh lebih besar.
"Oleh karena itu, secara logika kasarnya adalah kasusnya 8 kali dari yang dilaporkan saat ini."
"Jadi misalkan, katakanlah laporannya sekarang 10 ribu, ya 8 kalinya yaitu 80.000 yang ada di masyarakat," terang Dicky.
Akibat hal tersebut, masyarakat yang mungkin tidak tahu dirinya positif Covid-19 ini bisa saja menularkan kepada kelompok rentan.
"Mau tidak mau, yang tidak terdeteksi ini cepat atau lambat akan merambah pada kelompok yang rawan paling rawan, seperti lansia, yang belum divaksinasi, yang punya faktor risiko atau komorbid," jelasnya.
Menurut Dicky, jika kelompok rentan ini ikut terpapar Covid-19, akan menambah kapasitas rumah sakit hingga 20 persen.
Baca Juga: Pemerintah Geser Libur Nasional dan Hapus Cuti Bersama, Penuhi Permintaan Satgas Covid-19
Untuk itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Aman Pulungan mendesak pemerintah agar transparan mengenai data Covid-19, khususnya mengenai Whole Genome Sequencing (WGS).
"Dari WHO, negara harus transparan setiap minggu Whole Genome Sequence (WGS) baru harus dipaparkan. Seharusnya di kita WGS tiap daerah tiap minggu dipaparkan, jadi orang tahu, seperti Jakarta ada varian ini, Kudus juga begitu," katanya di Jakarta, Jumat (18/6/2021).
Baca Juga: 144 Balita di Jakarta Positif Covid-19, Ahli: Anak Terpapar Corona Lebih Berisiko Meninggal
Aman meminta pemerintah memperbanyak laboratorium yang dapat melakukan WGS agar jumlah kasus Covid-19 akibat varian corona dapat terdeteksi dengan cepat. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar