GridHEALTH.id - Menyusul meningkatnya jumlah kasus karena varian baru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan orang-orang terhadap wabah mematikan itu.
Varian Delta Covid-19, yang pertama kali diidentifikasi di India, menjadi varian dominan secara global karena penularannya yang meningkat secara signifikan, kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan.
Menurut Update Epidemiologi Mingguan Covid-19 yang dikeluarkan oleh WHO pada 15 Juni 2021, varian Delta kini dilaporkan di sekitar 80 negara di seluruh dunia.
Duabelas negara dan wilayah lainnya "melaporkan deteksi B.1.617 tanpa spesifikasi garis keturunan lebih lanjut saat ini." Varian B.1.617.2 Delta pertama kali terdeteksi di India sekitar Oktober 2020.
“Seluruh situasi sangat dinamis karena varian yang sekarang beredar dan varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena transmisibilitasnya meningkat secara signifikan,” kata Swaminathan menanggapi pertanyaan pada konferensi pers di Jenewa pada hari Jumat (18/06/2021) dikutip dari laman WHO.
Pernyataannya muncul beberapa jam setelah Public Health England (PHE) mengatakan bahwa jumlah infeksi varian Delta telah melonjak 33.630 dalam seminggu hingga mencapai total 75.953 di Inggris, dengan varian yang sangat menular sekarang mencapai 99% dari semua Covid -19 kasus di negara ini.
Baca Juga: Manfaat Jahe, Obat Hebal Mengatasi Sakit Kepala Secara Instan
Di Washington, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Rochelle Walensky mengatakan dia berharap varian Delta akan menjadi jenis virus corona yang dominan di Amerika Serikat.
“Sama mengkhawatirkannya dengan strain delta ini sehubungan dengan penularannya yang berlebihan, vaksin kami bekerja,” kata Walensky kepada ABC News pada hari Jumat (18/06/2021).
Di Jenewa, Swaminathan mengatakan ada kebutuhan untuk lebih banyak data dari studi yang dirancang dengan baik tentang kemanjuran berbagai vaksin yang digunakan di berbagai negara terhadap varian yang berbeda.
Swaminathan menambahkan bahwa harus ada penelitian yang menggunakan desain yang baik, atau uji coba atau penelitian acak selama peluncuran vaksin di suatu negara untuk melihat apa yang terjadi ketika orang memiliki satu dosis vaksin atau dua dosis vaksin.
“Ini adalah sesuatu yang kami amati dengan sangat hati-hati dan didokumentasikan dan kami sekarang memiliki kelompok ahli khusus yang telah dibentuk untuk melacak dengan tepat kinerja vaksin dan efektivitasnya ketika digunakan pada tingkat populasi sehubungan dengan variannya.
Baca Juga: Perut Kembung Akibat Banyak Gas Atasi Dengan Ramuan Jahe dan Kunyit
Baca Juga: 4 Cara Alami Mengatasi Anosmia, Kehilangan Penciuman Akibat Covid-19
“Ini juga berarti negara-negara perlu melakukan sequencing, berdampingan dengan pendokumentasian efektivitas vaksin. Kami perlu memperluas pengurutan," katanya, menambahkan bahwa melalui informasi ini, para ahli dapat mulai mendapatkan beberapa bukti yang kuat dan kuat tentang kinerja vaksin. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Times of India,Who.int |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar