Profesor Priscila Wink dari Hospital de Clínicas de Porto Alegre menjelaskan varian Lambda sebetulnya pertama kali teridentifikasi di Peru pada Agustus 2020.
Varian ini menyebar diam-diam hingga akhirnya kasus mulai terkuak di Brasil pada Februari 2021.
Kasus pertama Corona varian Lambda di bagian selatan Brasil dilaporkan terjadi pada seorang pasien laki-laki muda yang mengeluh mengalami gejala penyakit pernapasan setelah kembali dari Argentina.
Pasien dilarikan ke ruang perawatan intensif di Hospital de Clínicas de Porto Alegre setelah gejalanya makin parah dua hari kemudian.
Profesor Wink mengatakan sampai saat ini belum ada bukti pasti terkait sifat varian Lambda. Hanya saja ia yakin varian Lambda menjadi penyebab tingginya kasus Covid-19 di Chili, Peru, Ekuador, Ekuador, dan Argentina.
"Diyakini situasi sistem kesehatan genting dan laporan peningkatan kematian yang terjadi di negara-negara tersebut berkaitan dengan prevalensi varian Lambda," tulis Profesor Wink dan koleganya seperti dikutip dari News Medical, Senin (28/06/2021).
Baca Juga: 6 Cara Membantu Si Kecil Melawan Obesitas Pada Anak, Panduan WHO
Baca Juga: 5 Tips Untuk Mencegah Stroke, Penyebab Kematian Ketiga di Dunia
Kini, PHE telah menetapkan virus corona varian Lambda (C.37) sebagai varian dalam penyelidikan untuk mengidentifikasi tingkat bahaya dan penularannya.
Source | : | The Express,News Medical,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar