GridHEALTH.id - Belum selesai gelombang serangan virus Corona varian Delta, kini para peneliti dunia sudah mewanti-wanti ancaman lain.
Corona varian C37 atau varian Lambda disebut memiliki potensi untuk menjadi variant of concern (VoC) berikutnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) temukan virus Covid-19 varian baru bernama Lambda. Virus Covid-19 Lambda ditemukan Juni 2021 di Amerika Selatan.
Varian ini jenis akan menjadi variant of interest (VoI) yang berarti varian dalam penyelidikan. Menurut data Public Health England (PHE), Inggris telah menemukan 6 kasus virus corona varian Lambda pada 25 Juni 2021.
VoI sendiri merupakan sebutan untuk sekelompok varian corona berbahaya karena terbukti mudah menular, bisa menghindari imun, hingga memiliki pola gejala yang berbeda.
Beberapa jenis varian Corona yang masuk dalam kategori ini menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah Alpha (B117), Beta (B1351), Gamma (P1), dan yang terbaru Delta (B1617.2).
Baca Juga: BPOM Izinkan Sinovac Diberikan Ke Anak, Jokowi Minta Segera Vaksinasi
Baca Juga: Diet Rendah Kalori, Pola Makan Paling Tepat Untuk Penyandang Diabetes
Keenam kasus virus corona varian Lambda ini diperkirakan terkait dengan perjalanan ke luar negeri.
Profesor Priscila Wink dari Hospital de Clínicas de Porto Alegre menjelaskan varian Lambda sebetulnya pertama kali teridentifikasi di Peru pada Agustus 2020.
Varian ini menyebar diam-diam hingga akhirnya kasus mulai terkuak di Brasil pada Februari 2021.
Kasus pertama Corona varian Lambda di bagian selatan Brasil dilaporkan terjadi pada seorang pasien laki-laki muda yang mengeluh mengalami gejala penyakit pernapasan setelah kembali dari Argentina.
Pasien dilarikan ke ruang perawatan intensif di Hospital de Clínicas de Porto Alegre setelah gejalanya makin parah dua hari kemudian.
Profesor Wink mengatakan sampai saat ini belum ada bukti pasti terkait sifat varian Lambda. Hanya saja ia yakin varian Lambda menjadi penyebab tingginya kasus Covid-19 di Chili, Peru, Ekuador, Ekuador, dan Argentina.
"Diyakini situasi sistem kesehatan genting dan laporan peningkatan kematian yang terjadi di negara-negara tersebut berkaitan dengan prevalensi varian Lambda," tulis Profesor Wink dan koleganya seperti dikutip dari News Medical, Senin (28/06/2021).
Baca Juga: 6 Cara Membantu Si Kecil Melawan Obesitas Pada Anak, Panduan WHO
Baca Juga: 5 Tips Untuk Mencegah Stroke, Penyebab Kematian Ketiga di Dunia
Kini, PHE telah menetapkan virus corona varian Lambda (C.37) sebagai varian dalam penyelidikan untuk mengidentifikasi tingkat bahaya dan penularannya.
Sebelumnya, virus corona varian Lambda ini telah terdeteksi di Amerika Serikat, termasuk Chili, Perut, Ekuador dan Argentina.
Para ahli berpikir bahwa varian Lambda ini memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan.
Mutasi ini bisa berdampak pada transmisibilitas varian. Tapi dilansir dari The Express, penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mutasi tersebut.
PHE melakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui lebih banyak tentang virus corona varian Lambda tersebut. Bahkan, mereka juga akan melakukan pelacakan kontak tambahan demi menjaga kesehatan masyarakat.
"PHE sedang melakukan pengujian laboratorium untuk lebih memahami dampak mutasi pada perilaku virus corona varian baru ini," kata PHE.
PHE mengatakan hasil pengujian yang sedang berlangsung sekarang ini belum ada bukti varian Lambda bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah dan membuat vaksin Covid-19 kurang efektif.
Baca Juga: 4 Tips Mengatasi Kolesterol Tinggi Agar Tetap Dalam Batas Normal
Baca Juga: Dosis Obat, Begini Cara Pemberian Oralit Pada Anak Saat Diare
Tapi, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai, antara lain suhu tinggi, batuk terus-menerus, hilangnya indra penciuman dan rasa.
Menurut PHE, orang yang terinfeksi virus corona varian Lambda setidaknya mengalami satu gejala tersebut.
Saat ini, sudah ada 4 varian virus corona yang telah menjadi perhatian dan dipantau oleh WHO. Varian virus corona yang masuk daftar pantauan WHO, termasuk varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris.
Baca Juga: Dokter Mata Amerika Sarankan Lepas Contact Lens Saat Pandemi Covid-19
Baca Juga: Manfaat Kunyit Atasi Penyakit Ginjal Kronis, Aman Tanpa Efek Samping
Ada pula varian virus corona yang menjadi perhatian adalah varian Beta yang terdeteksi di Afrika Selatan, varian Gamma yang pertama kali terdeteksi di Brasil dan varian Delta yang terdeteksi di India. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
.
Source | : | The Express,News Medical,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar