“Banyak orang mengambil sedikit cuka sari apel untuk gejala refluks (Mulas) dengan asumsi bahwa itu akan mengurangi jumlah produksi asam oleh lambung. Namun, tidak ada penelitian klinis yang kuat yang mendukung penggunaan Cuka sari apel untuk Gastro esophageal reflux (GERD),” katanya dikutip dari The HealthSite (19/06/2021).
Untuk diketahui, cuka sari apel diperoleh dengan fermentasi alkohol encer seperti bir, anggur, dan sari buah apel.
Ini mengandung asam asetat dan rasanya asam. Ini adalah salah satu bumbu asam yang paling umum digunakan di banyak peradaban sejak zaman kuno.
Cuka sari apel diperoleh dengan menambahkan bakteri dan ragi ke jus apel yang dihancurkan.
Pada langkah pertama, ragi mengubah gula menjadi alkohol. Pada tahap kedua, bakteri mengubah alkohol menjadi asam asetat.
Dokter Peddi mencatat bahwa ada beberapa data yang diterbitkan untuk mengatakan cuka sari apel memiliki banyak anti-oksidan dan membantu dalam kontrol gula yang lebih baik, mengurangi lemak, meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan kekebalan.
Baca Juga: Penyakit Infeksi Kulit Bisa Muncul Karena Memakai Perhiasan Imitasi
Baca Juga: 30 Menit Berjalan Kaki Setiap Hari, 7 Jenis Kanker Langsung Minggir
Uji klinis kecil yang dilakukan pada pasien diabetes telah dengan jelas menunjukkan hal itu untuk mengurangi waktu pengosongan lambung juga (waktu yang dibutuhkan oleh makanan yang dicerna untuk dikosongkan dari perut), sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar glukosa darah.
Source | : | The Health Site |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar