Menurut ECDC, varian Delta (B.1.617.2) 40-60% lebih mudah menular daripada varian Alfa (B.1.1.7) yang pertama kali terlihat di Inggris.
Sejak Desember 2019, pandemi telah merenggut lebih dari 3,97 juta jiwa di 192 negara dan wilayah, dengan sekitar 183,74 juta kasus dilaporkan di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins.
Dikabarkan juga, vaksin Johnson & Johnson Covid-19 satu dosis efektif melawan varian Delta dari virus corona yang dianggap lebih menular dengan respons kekebalan yang berlangsung setidaknya delapan bulan, kata perusahaan itu pada Kamis (08/07/2021), dikutip dari USA Today.
Antibodi dan sel sistem kekebalan dalam darah delapan orang yang divaksinasi dengan jab Johnson & Johnson secara efektif menetralkan strain Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, para peneliti menemukan.
Studi kedua dengan 20 pasien yang divaksinasi di Boston's Beth Israel Medical Center memiliki hasil yang serupa.
Data dikirim ke bioRxiv, sebuah situs online gratis untuk pracetak ilmiah yang tidak dipublikasikan di mana penulis dapat membuat temuan mereka segera tersedia untuk komunitas ilmiah dan menerima umpan balik pada draft naskah sebelum diserahkan ke jurnal, menurut situs tersebut.
Baca Juga: Pancuran Air di Kamar Mandi Bisa Sebabkan Penyakit Infeksi Paru, Studi
"Kami percaya bahwa vaksin kami menawarkan perlindungan yang tahan lama terhadap Covid-19 dan memunculkan aktivitas penetralan terhadap varian Delta," kata Paul Stoffels, kepala ilmuwan Johnson & Johnson, dalam sebuah pernyataan perusahaan.
Source | : | USA Today,The Daily Sabah,Times of Israel |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar