GridHEALTH.id - Banyak pemberitaan yang menginformasikan jika virus corona varian Delta yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia melonjak berbahaya.
Tapi seberapa bahaya virus corona varian Delta tersebut? Itulah yang sepertinya menjadi pertanyaan banyak masyarakat.
Apakah disebut berbahaya karena telah menjadikan India mengalami tsunami Covid-19?
Apakah karena telah menjadikan Indonesia dengan jumlah kasus kematian tertinggi dunia saat ini karena Covid-19?
Untuk diketahui, WHO sendiri telah menempatkan virus corona varian Delta sebagai variant of concerns.
Jadi tentunya varian Delta tentulah berbahaya.
Sebab, untuk dapat dikategorikan sebagai varian yang mengkhawatirkan, suatu virus harus lebih mudah menular daripada virus asli, sehingga menyebabkan penyakit yang lebih parah, mengurangi netralisasi oleh antibodi secara signifikan, dan mengurangi efektivitas pengobatan, vaksin, atau diagnosis.
Baca Juga: 11 Gejala Khas Infeksi Virus Corona Varian Delta dan Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalaminya
Penetapan varian delta sebagai varian virus corona penyebab penyakit Covid-19 berbahaya sudah dibuktikan dengan adanya kenaikan kasus positif di Inggris serta kasus positif dan kematian akibat Covid-19 di India.
Pejabat kesehatan di Inggris dalam riset internalnya terkait varian Delta tleh menyatakan, varian ini 50% lebih mudah menular daripada varian Alpha.
Studi lainnya dari Skotlandia, menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta dua kali lebih mungkin membutuhkan perawatan rumah sakit daripada pasien Covid-19 yang terinfeksi varian Alpha.
Nah, hasil tersebut didapat setelah melakukan riset terhadap 19.543 kasus komunitas Covid-19 dan 377 rawat inap yang dilaporkan di Skotlandia pada 1 April hingga 6 Juni 2021.
Jadi, berdasarkan berbagai studi yang ada sejauh ini, dapat disimpulkan bahwa varian Delta lebih berbahaya daripada virus yang sebelumnya kita hadapi selama pandemi dan tak bisa dianggap sepele.
Penting juga diketahui, sebuah studi di Inggris menyatakan, jumlah anak-anak dan dewasa muda yang positif Covid-19 varian Delta lebih banyak daripada pra-lansia dan lansia berusia 50 tahun ke atas.
Meskipun begitu, belum bisa disimpulkan apakah varian ini lebih mudah menginfeksi anak-anak daripada orang dewasa atau tidak.
Baca Juga: Minuman Bersoda Kaya Kandungan bahan Kimia, Merusak Hati Seperti Berlebihan Mengonsumsi Obat
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri telah menemukan kecenderungan varian Delta menyerang anak di bawah usia 18 tahun.
Hal itu didapat berdasarkan riset Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Yang membuktikan setidaknya 1 dari 8 kasus Covid-19 terjadi pada anak-anak.
Jika seseorang telah terinfeksi virus corona varian Delta, maka pasien harus mendapatkan perawatan berdasarkan gejala seperti berikut ini;(*)
Source | : | Jakarta Smart City - Varian Delta |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar