GridHEALTH.id - Setiap orangtua pasti selalu mengkhawatirkan kondisi sang anak, terlebih jika anak sedang sakit.
Namun, bagaimana jika sang anak yang sedang sakit ini sudah memasuki waktunya imunisasi?
Baca Juga: Anak Sembuh dari Covid-19, Segera Berikan Imunisasi Rutin dan Imunisasi Kejar
Seperti diketahui, imunisasi sangat penting untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya.
Perlu diketahui, imunisasi dapat mencegah lebih dari 26 penyakit.
Selain itu, imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian.
Baca Juga: Bolehkan Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil Minum Obat Pengencer Darah?
Terlepas dari itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) angkat bicara mengenai imunisasi dasar pada anak yang sedang sakit, seperti batuk atau pilek.
Berdasarkan laman resmi IDAI, rmunisasi harus mempertimbangkan pula keadaan dan riwayat bayi/anak yang berkaitan dengan indikasi kontra atau risiko kejadian ikutan pasca imunisasi, serta permintaan orangtua (misalnya vaksinasi varilrix sebelum umur 10 tahun).
Ada kondisi tertentu pada anak yang membuat pemberian imunisasi sebaiknya ditunda.
Anak yang sakit ringan sebenarnya masih diperbolehkan mendapat imunisasi.
Baca Juga: Surat Kemenkes yang Nyatakan Ibu Hamil Bisa Divaksin Covid-19, danJenis Vaksin yang Digunakan
Hal ini karena sakit ringan yang dialami anak tidak akan memengaruhi respons tubuh terhadap imunisasi.
"Batuk pilek ringan tanpa demam boleh diimunisasi, kecuali bila bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 1 - 2 minggu kemudian," tulis Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi dalam keterangan IDAI.
Tak hanya itu, beberapa anak yang mengalami alergi juga masih diperbolehkan mendapat imunisasi.
"Pasien asma, eksim dan pilek boleh diimunisasi tetapi kita harus sangat berhati-hati jika anak alergi berat terhadap telur."
"Jika riwayat reaksi anafilaktik terhadap telur (urtikaria luas, pembengkakan mulut atau tenggorok, kesulitan bernafas, mengi, penurunan tekanan darah atau syok) merupakan indikasi kontra untuk vaksin influenza, demam kuning dan demam Q."
"Sedangkan untuk vaksin MMR karena kejadian reaksi anafilaktik sangat jarang, masih boleh diberikan dengan pengawasan," jelasnya.
Anak yang mengonsumsi antibiotik juga diperbolehkan melakukan imunisasi, karena antibiotik tidak mengganggu potensi vaksin.
"Perlu dipertimbangkan apabila bayi atau anak menderita penyakit atau keadaan tertentu sesuai pedoman umum vaksinasi," tambahnya.
Terlepas dari itu, bagi orangtua yang memiliki anak sedang sakit, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter anak sebelum melakukan imunisasi. (*)
Baca Juga: Virus Corona Disebut Sudah Bocor dari Laboratorium Wuhan Sejak September 2019
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | IDAI |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar