GridHEALTH.id - Percaya atau tidak, faktanya orang Indonesia kenal betul dengan lima penyakit infeksi ini.
Bahkan lima penyakit infeksi ini bisa dibilang sering dialami orang Indonesia. Bisa dikatakan juga penyakit langganannya orang Indonesia.
Tapi asal tahu saja, lima penyakit tersebut tidak ringan, risikonya besar, kematian.
Lebih jelasnya berikut lima penyakit infeksi menular sering dialami orang Indonesia, yang semuanya mematikan, seperti dilansir dari Ciputra Hospital (7/1/2020);
1. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang terutama menyerang paru-paru.
Menurut Badan Organis Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO), TBC adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian secara global, menewaskan sebanyak 1,7 juta orang pada tahun 2016.
Tapi TBC merupakan penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Gara-gara Mengantuk Pria Ini Tak Sengaja Menelan Sikat Gigi, Begini Akhirnya
Gejala TBC
Beberapa orang terinfeksi dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC tetapi tidak mengalami gejala.
Kondisi ini dikenal sebagai TBC laten. TBC dapat menetap di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif selama bertahun-tahun, sebelum berkembang menjadi penyakit TBC aktif.
TBC aktif biasanya menimbulkan beberapa gejala. Gejala klinis TBC paru aktif adalah:
* Batuk >3 minggu
* Batuk berdahak atau batuk darah atau dahak (dahak)
* Berkeringat di malam hari
* Demam tanpa penyebab yang jelas
* Penurunan berat badan
* Rasa lelah yang tidak dapat dijelaskan
Baca Juga: Segera Cek di Sini, BLT UMKM Terdampak Pandemi Covid-19 Cair 1,2 Juta
2. Demam Berdarah
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Setelah terinfeksi salah satu jenis virus Dengue, tubuh Anda akan mengembangkan kekebalan terhadap virus jenis tersebut selama sisa hidup.
Namun, masih dapat terinfeksi dengan tiga jenis virus lainnya.
Gejala klinis demam berdarah adalah sebagai berikut:
* Demam selama 4-7 hari
* Sakit kepala
* Mual dan muntah
* Sakit perut terutama di bagian ulu hati
* Sakit di bagian belakang bola mata
* Tanda perdarahan spontan, misalnya mimisan, bintik-bintik merah di kulit.
Baca Juga: Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Vitamin D, Segera Periksakan Jika Mengalaminya
3. Difteri
Difteri juga termasuk dalam 5 daftar penyakit menular. Difteri adalah infeksi bakteri berat yang menyebabkan pembentukan selaput lendir pada hidung dan tenggorokan.
Bakteri penyebab difteri adalah Corynebacterium diphtheriae. Penularan bakteri ini adalah melalui kontak langsung dengan pasien difteri atau melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi bakteri, seperti cangkir atau tisu bekas pasien.
Seseorang bisa terpapar difteri jika berada di sekitar orang yang terinfeksi difteri, akibat menghirup droplet batuk atau bersin penderita.
Gejala difteri dapat timbul 2-5 hari setelah infeksi. Gejala yang muncul antara lain:
* Demam menggigil
* Sakit tenggorokan
* Suara serak
* Terbentuknya selaput tebal berwarna putih keabuan yang menutupi bagian amandel dan tenggorokan
* Pembesaran kelenjar getah bening terutama di daerah leher
* Sesak napas
* Rasa lelah berlebihan
Seseorang orang yang terinfeksi bakteri difteri dapat tidak menunjukkan gejala difteri atau hanya mengalami gejala yang menyerupai batuk pilek ringan.
Tapi mereka tetap dapat menularkan infeksi bakteri difteri hingga enam minggu setelah infeksi awal.
Jika tidak segera diobati, difteri dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sistem saraf, dan jantung.
Kematian terjadi pada sekitar 3% pasien difteri, terutama pasien anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Meskipun menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain, difteri dapat dicegah melalui pemberian vaksin difteri.
Baca Juga: 5 Hal yang Dapat Dilakukan Vagina, Luar Biasa di Luar Perkiraan!
4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi pernapasan akut adalah infeksi yang mengenai saluran pernapasan dan dapat mengganggu fungsi pernapasan normal.
ISPA dapat mempengaruhi saluran pernapasan atas (dari mulai hidung hingga bagian atas pita suara) atau pada saluran pernapasan bawah (dimulai dari bagian bawah pita suara dan berakhir di paru-paru).
Anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh lebih berisiko untuk terkena ISPA.
Apa saja gejala infeksi pernapasan akut?
Gejala-gejala ISPA yang dialami akan berbeda tergantung mengenai saluran pernapasan atas atau bawah. Gejala dapat termasuk:
* Hidung tersumbat
* Pilek
* Batuk
* Sakit tenggorokan
* Sesak napas
* Bunyi nafas yang tidak normal
* Sakit dada
* Penurunan nafsu makan
* Pegal-pegal
* Kelelahan
5. Diare
Diare termasuk dalam lima daftar penyakit menular. Diare ditandai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih encer dan berair atau meningkatnya frekuensi buang air besar.
Diare umumnya dapat berlangsung beberapa hari dan sering kali membaik tanpa pengobatan khusus.
Diare bisa bersifat akut atau kronis. Diare akut terjadi ketika kondisinya berlangsung selama kurang dari 14 hari, sedangkan diare kronis adalah diare yang terjadi lebih lama, yakni lebih dari 14 hari.
Diare akut dapat diakibatkan oleh infeksi virus, bakteri, dan parasit.
Baca Juga: Perawatan Mata Diabetes Untuk Menghindari Komplikasi Berujung Kebutaan
Keluhan diare juga dapat timbul pada keracunan makanan. Bahkan ada suatu kondisi yang dikenal sebagai traveler’s diarrhea, yaitu kondisi diare yang terjadi setelah terpapar bakteri atau parasit saat melakukan perjalanan ke negara berkembang atau daerah dengan sanitasi buruk.
Diare kronis perlu dicurigai sebagai akibat dari penyakit atau kelainan usus, seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn.
Dehidrasi dan diare
Diare dapat menyebabkan seseorang kehilangan cairan dengan cepat dan berisiko mengalami dehidrasi.
Jika pasien dengan dehidrasi tidak menerima penanganan maka dapat timbul komplikasi yang serius dan mengancam nyawa.
Gejala-gejala dehidrasi meliputi kelelahan, bibir dan selaput lendir mulut tampak kering, peningkatan denyut jantung, sakit kepala, pusing, rasa haus meningkat, penurunan volume dan frekuensi buang air kecil.
Penanganan diare terutama adalah melalui pemberian cairan pengganti (rehidrasi) baik melalui oral (minuman, larutan oralit) maupun melalui infus pada dehidrasi berat.(*)
Baca Juga: Sertifikat Vaksin Jangan Dicetak, Berbahaya! Cukup Diunduh di Hanphone
Telah di review oleh: dr. Sylvani Gani
Source | : | Ciputra Hospital - Penyakit Infeksi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar