GridHEALTH.id - Ada fakta menarik tapi menakutkan dari hasil otopsi jenazah pria yang terpapar Covid-19 semasa hidup.
Dari hasil penelitian terhadap jenazah pria yang pernah terpapar Covid-19, diketahui ada hubungannya antara infeksi Covid-19 dengan gangguan kesuburan.
Sebab dari hasil penelitian ditemukan adanya kemungkinan menimbulkan masalah pada kualitas sperma.
Hal ini dijelaskan langsung oleh Spesialis Andrologi dari Klink Bocah, dr. Tiara Kirana Sp.And.
Dalam acara Kolaborasi Sonora Parenting dan Nakita.id, Tiara menjelaskan bahwa virus corona ini bisa masuk ke jaringan testis.
"Jadi ada satu penelitian dari mayat dari pasien post covid, kemudian pada testisnya tersebut ternyata kita bisa menemukan ada virusnya di situ," jelas dr. Tiara.
Saat jenazah pasien Covid-19 berjenis kelamin pria dibiopsi, lalu diambil jaringan pada testisnya.
Diketahui, 3 bulan setelah pasien terpapar covid-19, virus corona masih ditemukan di testisnya.
Baca Juga: Diabetes Pada Lansia, Ketahui Tanda dan Gejala Khas Diabetes Tipe 2 pada Kelompok Ini
Menurut Tiara, masuknya virus corona ke dalam testis tersebut bisa saja menimbulkan gangguan.
Gangguan tersebut muncul sebagai bentuk reaksi inflamasi.
Nah, reaksi inflamasi tersebut bisa menyebabkan peradangan testis. Sehingga kualitas sperma menurun.
Asal tahu saja, testis pun menjadi salah satu organ yang rentan.
Sebab pada testis terdapat banyak membran sel yang berisikan salah satu enzim, yang menjadi pintu masuk virus ke dalam sel.
Untungnya, gangguan atau masalah kesuburan pada pria akibat infeksi virus corona tidak permanen. Jadi hanya sementara.
Baca Juga: Xi Jinping Akan Sediakan 2 Miliar Vaksin Hingga 100 Juta Dolar Untuk Bantu Dunia
Untuk mengatasi gangguan kesuburan akibat infeksi virus corona pada pria, menurut Tiara, pasien memeriksakan kualitas sperma kurang lebih 3-6 bulan setelah sembuh dari isolasi mandiri akibat covid-19.
"3 bulan merupakan waktu yang dibutuhkan dalam 1 kali pembentukan sperma," papar Tiara.
Dengan begitu, setelah 1-2 kali pembentukan sperma baru, dr. Tiara menyebutkan bahwa biasanya kualitasnya bisa kembali.
Penting diingat, "Sampai saat ini memang terbukti infeksi virus corona bisa menurunkan kualita seperma, tapi seberapa jauh dan seberapa persen setiap orang secara pasti terkena, sampai saat ini belum ada datanya," jelas dr. Tiara.
Ketahuiilah, "Proses pembentukan sperma beregenerasi setiap 3 bulan. Jadi kalau misalnya terkena observasi aja dulu," jelas dr. Tiara.(*)
Baca Juga: Hilang Kemampuan Bicara dan Gerak Bisa Jadi Gejala Berat Covid-19 pada Anak, Benarkah?
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar