Menurutnya dalam konferensi virtual, Senin (12/7/2021), negara-negara kaya seharusnya tidak memesan suntikan penguat untuk warganya yang sudah divaksin lengkap, dua kali suntikan.
Sebab hal itu akan membuat terjadinya kesenjangan tingkat vaksinasi disetiap negara, dan membuat upaya menekan laju pandemi Covid-19 di dunia semakin sulit.
“Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus dan kematian Covid-19," kata Tedros dilansir dari Kontan.co,id (13/7/2021).
“Ada kesenjangan yang tajam dalam pasokan dan akses ke vaksin Covid-19 di dunia. Beberapa negara dan wilayah telah memesan jutaan dosis vaksin sebagai suntikan penguat (booster), padahal masih ada negara yang belum punya cukup pasokan untuk menyuntik tenaga kesehatan dan orang-orang yang paling rentan,” kata Tedros mengingatkan.
Baca Juga: Sertifikat Vaksin Covid-19 Belum Muncul di Aplikasi PeduliLindungi? Ini Solusinya
Malah dalam kesempatan tersebut dengan tegas Tedros mengkritik Pfizer dan Moderna yang menawarkan vaksin keduanya sebagai suntikan penguat di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Lalu Tedros pun mengatakan kepada kedua farmasi raksasa tersbeut, seharusnya mengalokasikan produksi mereka ke Covax, yang menyediakan platform untuk membagikan vaksin secara merata ke negara dengan penghasilan pas-pasan hingga negara miskin.(*)
Baca Juga: River Blindness, Kebutaan yang Disebabkan Parasit, Muncul di Negara Tropis
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar