Para peneliti, melansir Tribunnews (23/09/2021), menemukan bahwa pasien yang terinfeksi Covid-19 varian Alpha, mengeluarkan virus 43 hingga 100 kali lebih banyak ke udara dibandingkan orang yang terinfeksi virus corona versi asli (SARS-Cov-2) yang kali pertama ditemukan di Wuhan, China.
Faktor yang mendorong lebih banyaknya penyebaran yang dilakukan varian Alpha ke udara adalah karena fakta bahwa pasien yang terinfeksi Alpha telah meningkatkan jumlah virus pada usap hidung dan air liurnya.
Menurut laporan yang diterbitkan dalam Clinical Infectious Diseases, jumlah virus yang diembuskan 18 kali lebih banyak dibandingkan yang dapat dijelaskan oleh viral load yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kunci Sukses PTM Saat Pandemi Covid-19, Cegah Terjadinya Klaster Sekolah
Mengenai hal tersebut kita harus mengetahui, beberapa patogen pernapasan memang diketahui menyebar melalui aerosol pernapasan kecil, yang dapat mengapung dan bergerak dalam aliran udara, menginfeksi orang yang menghirupnya dalam jarak pendek dan jauh dari orang yang terinfeksi.
Para penulis jurnal ilmiah 'Airborne transmission of respiratory viruses', yang dipublikasikan Science.org (27 Aug 2021 • Vol 373, Issue 6558), menyebutkan penularan melalui udara mungkin merupakan bentuk penularan yang dominan untuk beberapa patogen pernapasan, termasuk SARS-CoV-2.
Penularan melalui udara secara tradisional didefinisikan sebagai inhalasi aerosol infeksius atau “droplet nuclei” yang lebih kecil dari 5 m dan terutama pada jarak >1 hingga 2 m dari individu yang terinfeksi, dan penularan tersebut dianggap hanya relevan untuk “penyakit yang tidak biasa”.
Baca Juga: Ditemukan 25 Klaster Covid-19 PTM Terbatas di Jakarta, Jakbar Terbanyak
Source | : | NPR.org - virus,Tribunnews - virus,Science.org - virus |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar